Tuesday, December 2, 2008

Friday, November 14, 2008

Lydia Azmi

Friday, November 14, 2008 1:52 AM
From:
To:pmbrata@yahoo.com


mas prass...

mas hari ini aq senang karna aq berhasil membuat temanku yakin bahwa buku provokasi itu bagus.
temanku dengan sengaja membangunkan aq jam 3 dini hari hanya ngasih tau klo buku yang sedang dibacanya itu bagus. dan dia memutuskan akan memberikan buku provokasi dihari ulang tahun ayahnya.
huray... senangnya. mas kpn buku berikutnya? ditunggu...

salam,

aya

Tuesday, November 11, 2008

Ika Pratiwi

http://ika-pratiwi.blog.friendster.com/

Bedah Buku : PROVOKASI

Filed Under (Uncategorized) by ika-pratiwi on 08-07-2008

Untitled1
Judul Buku : PROVOKASI
Menyiasati Pikiran, Meraih Keuntungan
Penulis : Prasetya M. Brata
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008
Tebal Buku : xxix + 245 halaman

"Sombong adalah kotoran yang paling banyak dan paling mudah menempel. Kesombonganlah penyebab Iblis keluar dari Surga dan dilaknat Tuhan selamanya."

Petikan kalimat di atas merupakan salah satu kajian dari buku yang berjudul : "PROVOKASI Menyiasati Pikiran, Meraih Keuntungan" hasil karya Bp. Prasetya M. Brata (dengan nama panggilan : Prass). Alhamdulillah…aku mendapat kesempatan untuk membaca buku Provokasi, yang "dihadiahkan" oleh Bp. Prass sendiri melalui Ibunda saat peluncuran perdananya pada tanggal 26 April 2008 di Cisarua Bogor-Jawa Barat.

Untitled2
Sampul buku yang berwarna hitam membuat kesan menarik dan penasaran, karena sangat jarang sampul buku bertema Psikologi yang berwarna hitam pekat. Seperti yang diketahui pada umumnya, warna hitam mengandung arti : Misterius dan Berwibawa. Judul bukunya sih…seperti suatu bacaan yang "berat", padahal setelah dibaca lebih lanjut, seperti sedang membaca sebuah novel.

Bahasa yang disajikan sederhana, mudah dicerna dan tidak misterius, namun bermakna sangat dalam hingga ke lubuk hati. Terkadang ada sindiran halus yang membuat kita berpikir untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa (walaupun kelihatannya hal yang sepele).

Selain itu, Bp. Prass menganjurkan para pembacanya, sebelum mengadakan reuni teman-teman sekolah ada baiknya memvisualisasikan dalam pikiran untuk memiliki perasaan positif kepada semua teman, seperti bertemu teman-teman baru yang menyenangkan semua. Hmmm, tipsnya boleh juga nih…..untuk diterapkan langsung ke semua teman!

Buku Provokasi berusaha memprovokasi para pembacanya untuk menyadari bahwa setiap peristiwa dalam kehidupan sehari-hari akan mendapatkan hasilnya di kemudian hari. Jika kita mengalami hal yang kurang berkenan di hati, segeralah untuk beristighfar (memohon ampunan kepada Sang Pencipta) dan intropeksi diri, agar mendapat kehidupan yang lebih baik lagi. Dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mengatasi segala masalah yang dihadapi.

Mang Kumlod


http://ipk4cumlaude.wordpress.com/2008/10/24/jangan-bayangkan/

24 Oktober 2008

Jangan Bayangkan

Diarsipkan di bawah: Motivation — mang kumlod @ 7:38 am

Para blogwalkers yang terhormat, saya minta tolong. Tolong jangan dibayangkan. Sekali lagi, jangan dibayangkan. Mengerti kan? Ya, jangan bayangkan pernyataan saya ini:

Ada seekor gajah perempuan. Di telinganya dipasang pita kupu-kupu pink. Gajah ini sedang berpose dengan satu kaki depan terangkat. Belalainya diangkat ke atas. Lidahnya dijulurkan ke bawah.

Baiklah. Terima kasih anda ga membayangkan gajah tadi. Eh benarkah anda ga membayangkan gajah itu? Ga percaya saya…. :mrgreen:

***

Prasetya M Brata dalam kapsul provokasinya di SMART FM bercerita tentang pengaruh pernyataan negatif. Manusia itu ga bisa dididik dengan pelajaran negatif: jangan, tidak atau bukan.

TV dengan sinetronnya adalah contoh yg sangat jelas mewakili pelajaran negatif ini: adegan kekerasan, hamil di luar nikah, membentak orang tua, anak SD saling benci. Ketika orang2 protes atas tema sinetron yang ga mendidik, produsernya bilang kalau dia juga sesungguhnya sedang mendidik masyarakat dengan sinetronnya. Mendidik untuk TIDAK melakukan adegan2 itu. JANGAN melakukan adegan kekerasan, JANGAN hamil di luar nikah, JANGAN bentak orang tua, JANGAN saling benci. Nyatanya yang DIJANGAN-JANGANIN malah marak terjadi.

Saya salut sama Deddy Mizwar. Dia bilang kalau dia ga mau mempromosikan kekerasan dalam pelm or sinetron yg digarapnya. Memang bikin cerita itu gampang. Bikin aja tokoh antagonis yang super jahat melawan tokoh yang super baik. Di akhir cerita, yg baik yg menang. Nah, hebatnya Deddy Mizwar itu bisa membuat cerita tanpa tokoh antagonis tapi tetep seru… Begitulah seharusnya kisah sinetron/pelm.

OK balik lagi ke topik kita. Orang-orang yg demo PROTES sinetron ga mendidik juga seharusnya melakukan demo PRO sinetron yang baik.

Jadi, ganti kalimat negatif menjadi positif. Ganti kalimat JANGAN BERISIK menjadi diam. JANGAN NAIK menjadi turun. JANGAN BERKELAHI menjadi berdamailah. JANGAN KORUPSI menjadi korupsilah… Loh?


14 Tanggapan »

  1. setuju Mang… mari berkata positif !!!

    Setuju…, Setuju…, Setuju

    Komentar oleh gbaiquni — 24 Oktober 2008 @ 9:45 am

  2. wah seperti motto saya berfikir positif…

    Komentar oleh knowvie — 24 Oktober 2008 @ 12:04 pm

  3. so….
    positip tingking,
    positip doing,
    positip saying,
    positip …
    pokoknya yang positip-positip aja….

    Komentar oleh ekopH — 24 Oktober 2008 @ 12:38 pm

  4. dah lama sekali ndak nonton sinetron …. barusan baca blogger yg mengeluh soal sinetron2 di tanah air …. terakhir dulu nontonya sinetron tersanjung

    Komentar oleh Elys Welt — 24 Oktober 2008 @ 1:05 pm

  5. jd kebayang kekerasan pelajar sampe yg cewek2 segala ikutan. duuuhh………….

    Komentar oleh jingga — 24 Oktober 2008 @ 2:12 pm

  6. #gbaiquni
    berkata positif mah atuh begini: positif positif positif positif…… :mrgreen:

    #knowvie
    Mottonya bagus…
    Jadi inget dorama My Boss My Hero…

    #ekopH
    Betul…. apapun harus positip, Ko….

    #Elys Welt
    Wadoah tersanjung, Ibu gw banget… Tersanjung session terakhir malah jadi sinetron gelut (masih inget aja gw…:lol: )

    #jingga
    Itu mah jelas ngikutin yg di tipi2… Kasihan banget mereka…

    Komentar oleh Mang Kumlod — 24 Oktober 2008 @ 4:14 pm

  7. Be positif!!!!

    Komentar oleh a3u5z1i — 24 Oktober 2008 @ 7:13 pm

  8. hmm besok ada nonton bareng dengan deddy miswar nih di tokyo….

    Komentar oleh emiko — 24 Oktober 2008 @ 7:21 pm

  9. Kalo JANGAN di ganti dengan BISA TIDAK gimana Mang

    Komentar oleh namakuananda — 24 Oktober 2008 @ 8:00 pm

  10. setuju, gaya tarik menarik berlaku dalam jiwa kita … ketika hanya positive yang berjalan maka hasilnya juga positive :)

    Komentar oleh Rindu — 26 Oktober 2008 @ 3:53 pm

  11. ngeliat bagian awalnya…
    *bener2 ga’ ngebayangin gajahnya kok

    Komentar oleh visakana — 28 Oktober 2008 @ 9:47 am

  12. #a3u5z1i
    Yo’a. Be positif!!!!

    #emiko
    Woah senang sekali… gw aja belum pernah ketemu…

    #namakuananda
    Ga bisa! Hehehe…8x
    Bergantung tipe orangnya sih menurutku: sanguin, korelis, phalmatis atau melankolis (tul ga?)

    #Rindu
    The power of attraction

    #visakana
    Hebat sekali bisa meminimumkan fungsi otak kanannya…

    Komentar oleh Mang Kumlod — 28 Oktober 2008 @ 10:09 am

  13. Setuju………

    Komentar oleh mamas86 — 28 Oktober 2008 @ 2:35 pm

  14. Jadi, ganti kalimat negatif menjadi positif. Ganti kalimat JANGAN BERISIK menjadi diam. JANGAN NAIK menjadi turun. JANGAN BERKELAHI menjadi berdamailah. JANGAN KORUPSI menjadi korupsilah… Loh? –> ini kayak ngingetin anak umur 2 taun..ga bisa diaksih kata “JANGAN” nanti malah dilakukan haha..jadi emangnya masyarakat sekarang..mandek perkembangannya dari umur 2 tahun?plis semoga enggak ya haha

    Komentar oleh saskhyaauliaprima — 29 Oktober 2008 @ 9:48 pm

Sonny or SQF Management ?




http://www.queenfireworks.org/forum/viewtopic.php?t=160
http://www.friendster.com/review.php?action=all&uid=7905339

Posted: Fri May 16, 2008 8:25 pm
Post subject: PROVOKASI ; Prasetya M Brata, GPU-2008


Menemukan buku ini adalah sebuah pengalaman lain tentang kekuatan pikiran (The Law of Attraction) yang banyak disinggung dalam dua buku yang sebelumnya saya baca “The Secret” dan “Quantum Ikhlas”.

Dengan cover yang hitam legam dan judul yang mencolok, buku ini segera menarik perhatian saya ketika sedang gundah akibat angka penjualan yang mendadak anjlok terkait isu kenaikan BBM, sikap atasan yang ‘mentang-mentang boss’, dan sejumlah persoalan lain yang menumpuk. Dengan niat akan membeli buku pertama yang menarik, apapun judulnya dan siapapun pengarangnya, pada suatu malam saya berbelok arah memasuki Toko Buku Gramedia. Berharap buku yang akan saya beli tersebut bisa menjadi obat penawar segala kegelisahan.. Nama penulisnya Prasetya M Brata, masih asing bagi saya, tetapi kutipan komentar dari Jalaluddin Rahmat, Rheinald Kasali, Dwiki Dharmawan dan Ira Maya Sopha di back-cover tampaknya cukup meyakinkan.

Buku setebal 244 halaman ini adalah kumpulan essay dari penulisnya mengenai betapa hidup ini sebenarnya lebih ditentukan oleh bagaimana pikiran dari masing-masing kita memandangnya. Sebagian besar adalah kisah-kisah yang dipetik dari pengalaman penulis sebagai seorang dosen, trainer, praktisi hypnotherapy. Dengan gaya bahasa yang ringan dan terkadang ‘centil’, beliau mengajak kita mencerna ulang dan memaknai moment dalam hidup, memandang semua kejadian dengan perspektif baru yang lebih ringan, rileks dan arif. Mengutip Kang Jalal, buku ini membimbing kita memahami hakekat ikhlas, sukses, bahagia dlsb tanpa merasa digurui. Sering kali saya mengakhiri membaca sebuah topik sambil tertawa dan bergumam “Benerrr… !“

Karena panjang setiap tulisan rata-rata hanya 2-3 halaman, saya sangat merekomendasikan buku ini menjadi teman mengisi waktu menunggu jadwal kereta, menunggu giliran di antrian dokter gigi, atau sambil menunggu selesainya proses hair-coloring di salon langganan.

_________________
kalo bisa dapat yg asli, ngapain juga beli yg bajakan.. Smile

PostPosted: Thu May 22, 2008 3:25 pm Post subject: Reply with quote

buku bagus yang sangat layak dimiliki di hari gini Smile

PostPosted: Sat May 24, 2008 5:38 am Post subject: Reply with quote

gw demen banget nemu buku kayak gini. thanks for sharing......

Imelda Coutrier Miyashita

http://imelda.coutrier.com/2008/08/27/aku-tidak-mau-pergi/


Aku tidak mau pergi!

Hari ini Riku pertama kali ke TK setelah liburan panjang di Jakarta. Seharusnya sejak hari Kamis minggu lalu. Tapi aku lupa! Aku pikir baru mulai hari Senin tgl 25. Setelah hari seninnya, baru aku liat kertas pengumumannya ternyata sudah sejak hari Kamis lalu…. Ada acara memecahh buah semangka, finger painting, berenang dan menonton film. Hanya 2 jam dari jam 9:30 sampai 11:30. Memang sih tidak wajib hadir. Tapi aku sudah mendaftar akan hadir jauh-jauh hari.

Hari ini temanya: Body painting. Jadi kemarin sudah ada telepon beranting yang mengingatkan untuk membawa CD dan handuk. Pagi jam 8 Riku sudah siap. Semangat sekali dia mau pergi karena dia tahu hari ini juga Tante Marikonya akan datang (duh udah kayak pacaran aja deh…. kemarin sudah bermain seharian —sampai aku marahin karena bongkar akuariumnya— jam 8 malam masih telepon juga ke Tantenya… dan…. main jankenpong (suit) di telepon !!! duh duh duh). Jam 9:10 Mariko san datang, dan Mereka langsung berangkat ke TK. Hari ini aku tidak usah mengantar Riku, digantikan Mariko san. Hmmm ada rasa kehilangan juga, tapi sekaligus kesempatan untuk membereskan rumah, terutama pakaian yang belum kering karena hari ini cerah sekali. Aku sampai nyuci 3 kali!.

Begitu Mariko san kembali ke rumah, aku siapkan makanan untuk Kai, dan aku naik sepeda ke arah stasiun untuk mengurus Bank dan belanja. Ternyata setelah dari Jakarta, baru hari ini aku keluar rumah sampai sini. Hmmm tidak ada perubahan yang berarti tapi…. ada satu toko sayuran yang murah, menempelkan kertas di depan tokonya, “Libur untuk waktu yang tidak ditentukan”. Ada apakah gerangan? Saya selalu curiga dengan perkataan itu, karena seakan-akan toko itu akan tutup.

Setelah dari Bank, aku sempat mampir di tempat penitipan anak “Baby Station”, untuk menanyakan tentang peluang untuk menitipkan Kai di situ. Ternyata di situ juga penuh. HMmm jelas lah, bulan september begini biasanya pasti sudah penuh. Jalan satu-satunya…. minta kesediaan Tante Mariko jadi baby sitter hehehe mumpung Kai mau sama Mariko san … Kai bilang ” mbakkkk… mau”. (ngga juga deh… soalnya tante Mariko sudah sibuk dengan pacara barunya…aku bisa titip Kai sebagai visitor di HImawari, tempat Riku dulu). Setelah belanja sayur dan buah-buahan aku cepat-cepat pulang karena sudah jam 11… Riku harus dijemput jam 11:30.

Sebetulnya aku ada janji dengan dokternya Kai untuk check up dan vaksin MR jam 2:30. Tapi karena Kai persis tidur dan sebelumnya ada kecelakaan kecil (lantai basah kuyup akibat kai main air yang dibawa Riku) jadi aku tidak siap pergi. Kepala juga rasa mau meledak karena aku masih harus siapkan perlengkapan yang harus dibawa Riku untuk pergi menginap besok. Semua perlengkapan harus diberi nama dan dimasukkan dalam kantong plastik terpisah-pisah. Pokoknya banyak banget aturannya. Sibuk deh. Aku batalkan dokter hari ini dan ganti jadwal ke minggu depan.

Nah… yang menjadi masalah adalah… tiba-tiba Riku menangis…

“Mama besok Riku tidur sendiri? ngga sama mama?”

“Iya sama teman-teman loh, dan sama Maiko sensei. Riku kan sayang pada Maiko sensei…. besok bisa sama-sama main dan sama-sama tidur loh”.

“Riku mau sama mama terus. Sama papa sama Kai. Aku ngga mau pergi”.

“Hmm Riku besok itu menyenangkan loh. pasti Riku lupa sama mama dan papa saking senangnya bermain dnegan teman-teman. Ada campfire nya juga loh. ”

Dia menunduk dan di pipinya bergulir air mata…..

Aku peluk dia erat-erat dan aku bilang,

“Biarpun mama tidak ada di depan Riku, mama selalu ada di dalam hati Riku. selalu. ”

dia masih diam

“Gini Riku bawa deh saputangan mama pakai minyak wangi mama… mau?”

“Aku mau bawa notesnya mama aja sama bolpennya”

“OK….! (sambil pikir anakku ini kok praktis banget —mirip ibunya — taelah.)

Alhasil, sampai dengan detik dia bobo malam ini, terus mengatakan aku tidak mau pergi,

tidak mau berpisah sama mama dan papa….

Semoga besok pagi, dia tetap mau pergi begitu bertemu taman-temannya di depan bis yang akan mengantar mereka ke gunung Tsukuba. Anakku yang berumur 5tahun pertama kali perpisah dengan orang tua dan menginap dengan orang lain yang bukan saudara. Tujuan dari sekolahnya memang bagus, anak-anak dilatih untuk bisa menjadi “mandiri”, karena bulan April nanti, mereka akan menjadi siswa kelas 1 SD.

Susah deh jika si Riku sudah dalam kondisi “nangis” begini. Karena sebetulnya beberapa hari yang lalu, Riku juga sambil menangis bertanya,

“Ma, kenapa sih mama selalu pikirkan Kai saja?”

“Kai kan belum bisa apa-apa Riku. Berdiri saja belum bisa. Jadi mama harus bantu kai. Riku sudah bisa semua sendiri kan? Jadi sekarang Riku memang harus sabar karena Mama terlalu banyak pikir Kai. Tapi kalau Kai sudah bisa apa-apa sendiri, pasti mama juga pikir Riku dan Kai yang sama besarnya. Sabar ya….”

“Abis waktu itu aku harus tidur di tempat A-chan sendirian. Papa ngga ada, Mama ngga ada…. lama lagi. ”

“Loh Riku, Riku sayang A-chan ngga? Waktu itu mama kan masuk Rumah sakit. Mama ngga bisa berbuat apa-apa. Mama di atas tempat tidur terus loh. Ngga bisa kemana-mana. Kalau Riku ikut mama, Riku pasti tidak dapat makan loh. Papa juga kerja. Jadi Riku tidak bisa tunggu di rumah sendiri kan? Nanti kalau ada pencuri masuk, dan bawa pergi Riku, Mama nangis loh. Jadi lebih baik Riku tinggal sama A-chan. ”

“Huh …coba Kai tidak ada, aku bisa terus sama papa dan mama…”

Keluar deh penyataaan itu. 4 tahun semua perhatian cuma ke Riku saja. Sekarang harus berbagi (untuk bukan berbagi suami…gubrak)

Susah juga ya mempunyai anak lebih dari satu. Tapi aku kemudian menjelaskan begini,

“Riku kalau Kai tidak ada susah loh. Riku terus jadi besar, ikut mama dan papa terus….. Tapi nanti papa mama kan juga jadi kakek-nenek (kayaknya sudah mulai deh hihihi) lalu meninggal. Kalau tidak ada Kai wkatu itu, Riku sendirian loh kesepian. Makanya Riku harus baik-baik sama Kai, dan berteman. Jadi kalau ada apa-apa dengan papa dan mama, Riku selalu ada temannya, Kai.”

“Riku mau terus sama mama… terus …”

Waduh gawat dong, padahal aku sudah berusaha dengan segala macam penjelasan, sampai bisa dimengerti.


emiko a.k.a Ikkyu_san I am just an ordinary woman, who live in Tokyo with my husband and two sons. I am a lecturer, translator, and a narrator as well. I like reading, photography, philately, blogging, singing, cooking etc Read more from this author


Posted under Catatan Harian * Diary * 日記

This post was written by imelda on August 27, 2008

Tags:

12 Comments so far

  1. KimiyoNo Gravatar August 27, 2008 11:32 pm

    Uhh, kawaii naa Rikuuu.
    Besok ya otomari hoiku..
    Aku masih ingat waktu aku otomari hoiku lho, samishii bangat walaupun ada teman2 dan sensei yang aku suka sekali.
    Jadi orang tua susah ya, kalau anak mandiri juga chotto samishii tapi kalau anak tidak mau jalan sendiri juga khawatir…
    Riku, ashita ganbatte ne, enjoy yak !

    makasih tante… Nanti Ao-kun kan juga begitu ya…. Kalo Ao udah gede, kita pergi yuuk ke thailand lagi hihihi (ahhh mending eropa yuuk… belanda belanda…. sayang opa “meletus” udah ngga ada)

  2. mang kumlodNo Gravatar August 28, 2008 2:02 am

    Wah susah yah jelasin ke anak itu. Kayaknya saya harus sekolah orangtua dulu nih…

    Ngga usah mang kumlot. di sekolah cuman diajarin teori… yang susah prakteknya.

  3. MelatiNo Gravatar August 28, 2008 2:40 am

    Karena Riku bisa menyampaikan perasaannya begini,hatinya dengan cepat bisa segar kemabali meskipun dia bingung terhadap perasaan yang mungkin baru dialaminya.
    Dan bisa mencegah juga sembelit perasaannya.

    Dia pasti bisa mengatasi kesepiannya besok dan sesudahnya dia bertambah percaya diri.
    Karena apa yang bisa diatasi Riku untuk pertama kalinya semakin bertambah pula.

    Semoga dia bisa menikmati malam yang pasti ramai dan seru dengan teman-temannya dan guru TK-nya.

    Amin.

  4. LalaNo Gravatar August 28, 2008 9:51 am

    Karena udah pernah lihat betapa manjanya Riku sama Mamanya, aku jadi bisa ngebayangin wajahnya waktu bilang, “Aku nggak mau pergi”… “Kenapa Mama selalu pikirkan Kai…”

    …kawaii sekali.. tapi pastinya, bikin orang yang melihat langsung tersentuh…

    Ah, Sistah.
    Penjelasan macam apapun sepertinya akan susah dimengerti buat anak seusia Riku. But hey, he got something to learn kan? Taruhan deh, ini karena dia lagi sensi berat menjelang acara menginap bersama untuk pertama kalinya… and I bet, he’s going to have a lot of fun!

    Salam buat Riku dan Kai, ya, Emichan…
    (sama si Andy juga.. hahahaha)

    …dipentung sama Om dan Abang karena Lala ganjen amat jadi perempuan! hihihi

    Ponakan ganjen sih, makanya om juga ganjen (kebalik yak?) anyway aku sudah sampaikan cium untuk Riku dan Kai…untuk Andy….sampaikan sendiri aja yah hihihi

  5. mastalNo Gravatar August 28, 2008 11:35 am

    ya jangan dipaksa tooohh :)

    setujuh mastal

  6. LalaNo Gravatar August 28, 2008 5:23 pm

    Tolong bilangin si Andy…
    dia mau ga?
    hehehehe

    udah tau gue jawabannya ….no way!!!

  7. Hery AzwanNo Gravatar August 28, 2008 6:29 pm

    Di foto muka Riku memelas gitu…Seolah tak mau dipisahkan sama mamanya.
    Di sini sang mama menghadapi dilema, antara pura-pura tabah membiarkan anaknya pergi atau terus mengeloni anaknya di bawah ketiak. Nah lho…

    bener bang… untung aku selalu pikir ini untuk kebaikan dia. pengalaman sejak umur 6 bulan riku kan harus aku titipkan. waktu 6 bl dia belum mengerti. waktu sekitar 1,5 th dia nangis terus…. aku terpaksa liat dia diseret masuk oleh gurunya. aku jg jadi ingin nangis. Sambil keluar penitipan itu aku membayangkan pikiran dia…”mama ngga sayang aku… mama tinggalkan aku dgn org 2 ini. knp mama tidak tanya aku suka atau tidak. kalau aku disuruh pilih aku akan pilih mama.” but, nak…. hidup itu kadang tidak ada pilihan. ada saatnya kita harus jalanin apa yg bukan pillihan kita.

  8. mang kumlodNo Gravatar August 28, 2008 7:47 pm

    Tapi kata Bapak Provokator Indonesia, Prasetya M. Brata, teori itu penting emiko-san. Kita bisa mengetahui banyak pengalaman orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Begitu kira2… Sekolah ah…. :lol:

    yup teori itu juga penting tapi tidak usah melulu didapatkan di sekolah. Ngga tau ya, saya condong ke deschooling society.

Kopral Kreeweel

http://kopral-kreeweel.blog.friendster.com/

Agar Vs Dengan

August 25th, 2008 by kopral-kreeweel

"Bagi anda yang sudah merasa sukses, silakan berdiri…" pinta saya kepada peserta pelatihan.
Seperti biasa, tidak ada satu pun yang berdiri. Kalaupun ada paling satu dua orang. Kemudian
saya tanya lagi kepada yang tidak berdiri.

Saya : " Jadi anda belum sukses?"
Peserta : "Ya".

Saya : "Kalau begitu kapan anda sukses?"
Peserta : "Kalau sudah mencapai apa yang saya inginkan".

Saya : "Jadi, apa yang anda inginkan?"
Peserta : "Ya.. Kesejaheraan, kebahagiaan…"

Saya : "Anda sejahtera dan bahagia kalau sudah apa?"
Peserta : "Sudah punya cukup uang, karier, keluarga yang bahagia…"

Saya : "Uang berapa yang bikin anda bahagia?"
Peserta "Hmmmm… satu milyar..! Dan saya sudah jadi direktur.."

Saya : "Jadi anda bahagia kalau sudah punya uang satu milyar dan jadi direktur?"
Peserta "Ya".

Saya : "Kapan anda punya uang satu milyar dan jadi direktur?"
Peserta : "Hmmmm… tidak tahu… ya akan saya usahakan secepatnya.

Saya : "Kapan secepatnya itu…?"
Peserta : "………….."

Saya : "Berarti masih lama… masih nanti-nanti..? …Jadi anda bahagianya nanti..?"
Peserta : "………….."

Saya : " Kalau saya ikuti definisi anda, bahwa sukses adalah bahagia karena mencapai apa yang
diinginkan, sekarang bolehkah saya bertanya.. adakah keinginan di masa lalu yang hari
ini sudah anda capai atau dapatkan..?"
Peserta : "Eh..,..hmm… sudah.."

Saya : "Mungkin anda ingin lulus sarjana-sudah tercapai. Anda ingin dapat pekerjaan-sudah tercapai. Anda ingin sepeda motor-sudah tercapai. Anda ingin punya anak-sudah tercapai. Anda ingin sehat-sudah tercapai… Kalau mengikuti definisi sukses menurut anda tadi, berarti anda sudah sukses dong?"
Peserta : "………….."

Saya : "Kalau anda baru bahagia kalau nanti sudah tercapai keinginan anda, berarti sekarang anda tidak bahagia dong? Padahal katanya anda sudah sukses mencapai apa yang anda pernah inginkan? ….Berarti mestinya anda bahagia bukan?"
Peserta pun terdiam

Saya : "Dengan begitu kapan anda bahagia?"
Peserta : "Sekarang….!!"

Saya : "Jadi, menurut anda, yang benar itu mencapai tujuan AGAR bahagia atau DENGAN bahagia?"
Peserta : "DENGAN bahagia….!!!!"

Saya tunggu sebentar
" Oke, sekarang saya tanya lagi. Siapa yang sudah sukses, silahkan berdiri…"
Kali ini seluruh peserta berdiri. Kalaupun ada yang ragu-ragu, akhirnya ia berdiri juga..

(disadur dari buku "PROVOKASI" karya Prasetya M. Brata)

bayu sez..:
Memang kebanyakan orang tuh (termasuk aq) mempunyai kecenderungan sifat yang tidak puas akan apa yang telah dimilikinya. Sehingga merasa kecewa apabila keinginanya tidak terkabul. Hal ini sudah aq alami waktu kmarin dipastikan aq g bisa ikut wisuda bareng tmen2. Rasa kecewa dan menyesal itu pasti ada, tapi ada hal yang g aq sadari bahwa aq kurang bersyukur atas apa yang tlah diberikan kepadaku. Yah.. walaupun g bsa wisuda tp aq dah bsa lulus.. Aq liat temen2 banyak yang masi ngulang mata kuliah.. Aq dah mencapai IP yang ditargetkan.. walaupun
mepet banget…
Mungkin kita sebagai manusia sebaiknya jangan cepat merasa puas tetapi harus pandai bersyukur atas apa yang telah diberikan kepada kita…. Sehingga kita dapat mencapai tujuan DENGAN bahagia….

he..he.. sok banget aq y….

SyUkUr…. Alhamduli4W1….

Tuesday, November 4, 2008

Opi S. Inayah

Email to pmbrata@yahoo.com, Mon, 12 May 2008
(telah disesuaikan penggunaan huruf besar dan kecilnya)

Nama saya Opi S. Inayah, salah satu supervisor Bumiputera yang mengikuti management training di Sabuga Bandung Jumat kemarin.

Saya sudah tamat membaca buku yang Pak Pras tulis. Wah .. bagus banget pak, saya sangat suka dengan isi dan kandungannya. Yang paling saya suka dan membuat saya kagum adalah kemampuan Pak Pras untuk menegakkan idealisme tanpa menimbulkan friksi dengan orang lain. Salut banget deh ...

Disamping itu, pertemuan dengan Pak Pras kemarin membuat saya merasa bangga menjadi bagian dari Bumiputera, dimana di dalamnya ada orang2 seperti Pak Pras. Maaf selama ini saya tidak menyangka kalau di Bumiputera. Selama ini saya pernah mengikuti seminar yang diselenggarakan untuk para marketer asuransi. Biasanya penyelenggaranya Ibu Ida Kuraeni, pembicaranya Pak Andreas Harefa, bapak James Gwee, dll. Tapi kali ini pembicaranya adalah Pak Pras yang asli orang Bumiputera dengan materi yang sangat bagus, the big WoW !

---- cut, topik lain

Wassalam,

Opi S. Inayah

Thursday, October 16, 2008

Teguh Santoso

Email to pmbrata@yahoo.com
Thursday, October 16, 2008 11:04 PM

Pak de Pras (sejak sekarang gw ijin ganti nggak panggil dgn Boz Pras lagi, sejak ter-proveke tulisan dan pandangan nye Pak De)sejak puasa kemarin dech dipraktek-kin tuhhow to menghormati orang yg tidak berpuasa (kebetulan pas "gaul biz" nya banyak ama yg nggak puasa)awalnya benar "bikin mules" , tapi sekarang have become accustomed

- case "rebutan gorengan/jajanan pak de dgn sang Ibu "- juga memprovoke penggalan kejadian saat ta'jil dan antrian-nya dimana-mana ramadhan kemarin, termasuk memprovoke case mantan pacar sy saat "rebutan" milih asisten buat di rumah. Semua ada hikmah jika dimulainya dg pikiran positif. it's great sharing

sama dengan cerita yg pernah saya baca dan dengar , ketika Nehru meminta maaf pada Indira Gandhi karena Indira telat/lalai menjemputnya di hotel, dengan alasan mobil masih di bengkel (nggak tahunya nonton "Laskar Pelangi"...he3x) . Nehru hanya berpesan dengan meminta maaf pada Indira karean dia tidak mampu (sebagai orangtua) mengajarkan berbuat jujur,sehingga Nehru menghukum dirinya dengan jalan kaki dari rumah ke hotel. Apa yg diresponse Indira ......(eh cari sendiri ya....)

Bukan maksud saya memprovoke teman-teman baca/bedah buku Pak de Pras lho ya? ...he3x.....
have a nice weekend
nyok,
teguhsan - G03
- yg sudah terprovoke-

Tuesday, October 14, 2008

Riri Artakusuma (5)


http://ririe-art.blogspot.com/2008/06/
sang-provokator.html
5 Juni 2008


CEO yang juga "Sang Provokator" I

Sebelum jam makan siang, saya sempat dipanggil oleh HR Departement. Direktur HR tempat saya bekerja, Mba Ijah, begitu sapaan akrab beliau di kantor, memanggil saya. “Ri, buget kamu kalau jadi MC berapa?” seketika saya sumringah kegirangan.. dalam hati saya “asyik ada job ng-mc lagi". "ooo.. sekian lah", jawab saya. “waduh mahal banget ya” saut Mba Ijah, ketika mendengar buget saya kalau jadi MC. “Jangan mahal-mahal lah Ri, ini soalnya temen saya, dia mau launching buku judulnya provokasi”. Akhirnya setelah tawar menawar ‘harga” sekitar beberapa menit, kita menyepakati “harga” saya untuk menjadi seorang MC pada suatu acara launching buku berjudul “PROVOKASI”.

Selang beberapa hari, Mba Ijah memberitahukan saya nomer handphone sang penulis buku, yang bernama lengkap Prasetya M. Brata. Ketika kami berunding melalui telefon ingin bertemu untuk membahas konsep acara nya, bukan suatu kebetulan, Mas Prass, begitu biasa saya biasa memanggil sang provokator, kebagian jadwal untuk talkshow di radio tempat saya bekerja dalam acara “bedah buku” kerjasama penerbit buku terbesar di Indonesia, Gramedia, dan jadilah kami bertemu di studio.

Melihat mas Prass pertama kali, bukanlah kesan pertama begitu menggoda. Justru kesan saya pertama kali, beliau bukan orang yang banyak ngomong alias pendiam. Tapi ternyata?! Nggak juga tuh. Siapa yang menduga, orang yang saya sangka pendiam pada awalnya ini, hehehe…., ternyata menderita narsis akut dan ngocol juga. Tidak cuma itu, beliau juga sosok yang tepat, jika di beri julukan "sang provokator". Walaupun saya berani menyimpulkan hal tersebut, setelah bertemu beberapa kali. Kenapa saya sepakat akan julukan “sang provokator”. Pertama, keahliannya mengajarkan saya tanpa merasa seperti sedang digurui ketika ngobrol, mengenai kekuatan fikiran. “Kalau kamu yakin, yakinilah sepenuhnya sampai alam bawah sadar mu juga merasakan keyakinan mu itu” begitu katanya. Ketika perkataan tadi saya praktekan, wow, luar biasa.. keyakinan saya akan suatu hal benar terjadi. Saya benar-benar telah terprovokasi.

Suatu saat menjelang acara launching buku tersebut, bagian koordinasi media, Rina, sempat pusing karena banyak pihak media yang belum mengkonfirmasikan kedatangannya pada acara launching nanti. Bahkan ada yang membatalkannya. Saya seperti terpanggil untuk membantu Rina. Berhubung saya juga orang media, ya... adalah sedikit saya mengenal teman-teman dari media radio termasuk TV. Jadilah saya menelfon salah satu teman yang kebetulan reporter salah satu TV swasta untuk hadir dalam launching tersebut. Berbekal keyakinan, seperti yang sudah disampaikan Mas Prass, tanpa saya duga teman-teman dari media TV hadir dalam launching buku tersebut. Jadilah, pembenaran saya akan statement Mas Prass mengenai kayakinan tadi.

Kedua, "sang provokator" juga sempat mengatakan dalam bukunya, “Keajaiban itu muncul setelah kita berusaha”, hehehehe… sesaat saya tertawa membaca kata-kata itu, lagi-lagi saya mengatakan dalam hati Ya, Iyalah” logika saya langsung berfikir, mana ada keajaiban kalau kita tidak berusaha? Tapi eits!… tunggu dulu, sejenak saya kembali mencerna pernyataan "sang provokator". Kenapa Dia sampai menyatakan hal itu? Mungkin karena selama ini, kebanyakan dari kita berfikir, yang namanya keajaiban itu adalah sesuatu yang terjadi diluar dugaan, tanpa direncanakan atau bahkan diusahakan.

Nah, inilah yang salah. Tanpa ada usaha mana mungkin kita akan menemukan keajaiban-keajaiban dalam hidup. Ketika kita sudah lelah saat berusaha dan sudah sampai pada titik klimaks dari semua hal yang telah kita usahakan terhadap suatu keinginan kita, barulah kemudian sesuatu yang menyenangkan dan melegakan hati, muncul, dan pada saat itulah kita akan mengatakan “inilah keajaiban”. Tanpa kita sadari bahwa memang kita telah melakukan suatu usaha, jadi wajarlah keajaiban yang menyenangkan hati kita datang menghampiri. Inilah pembenaran kedua saya terhadap perkataan "sang provokator".

Perkenalan saya dengan Mas Prass memang belum lama, tapi betapa "sang provokator" telah memprovokasi pikiran saya, tentunya akan hal-hal yang positif. Sesaat setelah saya mengenal lebih dekat seorang Prasetya M. Brata, betapa saya merasa mendapatkan pencerahan yang luar biasa. Dan siapa sangka, lagi-lagi bukanlah suatu kebetulan, ternyata beliau adalah “kakak almamater” saya waktu kuliah dulu, yang sekarang sukses menjadi pimpinan disalah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia. Nah, setelah saya terprovokasi atas beberapa pemikirannya, apakah anda ikut terprovokasi juga??

Riri Artakusuma (4)

http://ririe-art.blogspot.com/2008/06/ceo-yang-uga-sang-provokator-ii.html
Rabu, 18 Juni 2008



CEO Yang Juga "Sang Provokator" II

Jam istirahat makan siang sudah tinggal 20 menit lagi, tapi saya belum beranjak dari meja kerja, “tanggung jika ditinggal karena hampir selesai” gumam saya dalam hati. Sambil mengiringi saya menyelesaikan tugas-tugas, terkadang disela-sela pekerjaan saya menyempatkan diri ber-yahoo messanger . Waktu menunjukkan pukul 12.50 menit, tiba-tiba, syut..

Prass_ sahabatku: halo…

Fitria artakusuma: halo juga..

Prass_sahabatku: rie, gimana sudah ada komentar terbaru soal rekaman?

Fitria artakusuma: blm sih, nanti aku kabarin lagi deh.

Prass_sahabatku: ooo, ya sudah gpp. Bentar lagi off nih.

Fitria artakusuma: kenapa?

Prass_sahabatku: iya sebentar lagi jam istirahat sudah habis dan waktunya kembali kerja

Fitria artakusuma: oooo

Prass_ sahabatku: jam kerja ga boleh chatting. Klo mau ya di jam istirahat aja.

Fitria artakusuma: ;) senyum…. Oke deh, nanti pembicaraannya dilanjutkan lagi. Duu..

Berawal dari niat “sang provokator” (mas Prass), yang sekedar menanyakan progress dari hasil rekamannya kepada saya, tapi karena YM-an tadi, “Ups..ke sentil nih gue” gumam saya. Sambil melanjutkan pekerjaan, saya berfikir bahwa perkataan “sang provokator” pada saya saat di YM tadi, terasa “menyentil”. Walaupun mungkin pada kenyataannya beliau tidak berniat “menyentil” saya.

Hmm.. kenapa saya merasa seperti di tegur dengan baik-baik oleh “sang provokator”? . lagi-lagi saya harus menceritakannya dengan alur seperti ini. Pertama, secara tidak langsung beliau mengajarkan saya soal amanah. Amanah dalam menggunakan waktu. Waktu yang diberikan oleh perusahaan kepada saya untuk dapat mengerjakan tugas sebaik-baiknya mulai jam 7 pagi sampai dengan jam 3 sore. Dengan begitu berarti dalam waktu efektif tersebut, alangkah sangat baiknya jika saya tidak menggunakan waktu saya untuk bersenda gurau atau mengerjakan hal lain yang kurang penting atau bahkan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan saya, seperti contoh YM-an di jam kerja. Tapi bagaimana ya, jika YM-an dengan klien? Menurut hemat saya, selama penggunaan sesuatu betul-betul untuk kepentingan pekerjaan, sah-sah saja. Tapi ingat loh, jangan mengatas namakan pekerjaan untuk kepentingan pribadi.

Bagi sebagian orang, mungkin terdengar klasik atau bahasa gaul nya, “basi” pembicaraan mengenai amanah dalam menggunakan waktu. Tapi betapa banyak dari kita, yang sering melupakannya atau bahkan acuh tak acuh. Sesaat ketika saya ber-YM dengan “sang provokator” di jam istirahat, saya seperti diingatkan, pentingnya menggunakan waktu sebaik-baiknya.

Memory saya terasa kembali mengingat pesan seseorang mengenai amanah menjaga waktu. Ya’ beliau adalah Ratih Sanggarwati sang mantan model yang masih tetap cantik sampai saat ini. Dalam kesempatan wawancara saya dengan Ratih Sang, secara eksplisit beliau berpesan mengenai amanah menjaga waktu. Berapa banyak waktu yang betul-betul kita berikan kepada perusahaan, sesuai kewajiban kita? Jangan sampai kita hanya menuntut hak tapi lupa akan kewajiban. Begitu katanya. “Hehehe… kena betul nih”, gumam saya dalam hati. Maklum saya pun masih belajar mengenai hal yang satu ini. Karena itulah pentingnya kita saling mengingatkan, karena tidak sedikit yang lalai.

Kembali dengan “sang provokator” alias Mas Prass. Hal kedua yang saya bisa ambil pelajaran dari beliau, adalah mengenai bagaimana menjadi panutan. Mas Prass, yang saya tahu, beliau adalah pimpinan di salah satu institusi besar, seandainya Ia mau menggunakan “kebesarannya” sebagai pemimpin, pasti bisa kapan aja YM-an dengan siapa saja dan semaunya. Tapi nggak tuh!. Secara langsung ataupun tidak, dirinya memang mengajarkan, tapi kemudian memberikan tauladan (contoh). Jika sudah masuk jam kerja, ya sudah, fokus untuk kerja lagi, jangan “ngeyel”. Bener tuh, tepat di jam 13.00 alias jam 1 siang, setelah jam istirahat habis, prass_sahabatku (ID YM-nya): offline. Hal itu yang bisa saya contoh dari Mas Prass. Mungkin banyak dari anda akan mengatakan, "akh.. gitu doang ko, itu mah biasa". Ya, mungkin memang biasa, tapi ironi aja, kalau memang hal yang saya contoh dari Mas Prass, BIASA, tapi kenapa masih banyak pimpinan yang hanya jadi tontonan bukan tuntunan. Bagaimana menurut anda??

Nah, Karena masih banyak dari kita yang memang lalai akan hal-hal yang sifatnya sederhana tadi, maka dari itulah dibutuhkan sebuah remainder dalam hidup. Tapi itupun bisa secara langsung ataupun tidak, tinggal bagaimana diri kita. Seperti halnya saya, "diingatkan" Mas Prass melalui YM. Pokoke , kita memang harus bisa melihat sesuatu secara positif dari banyak hal. Anyway, thanks untuk “sang provokator”!!!!

Agus Muldya Natakusumah

http://www.selamatkan-indonesia.net/ index.php?option=com_content&task=view&id=309&Itemid=74


Kenaikan BBM ini pasti memberatkan, bagaimana Kebangkitan Nasional?

Sederhana saja alasannya, tidak enak dan tidak bahagia jika hanya menjadi bangsa yang dikorbankan atau sebagai korban walaupun kita tidak perlu mengorbankan bangsa lain untuk kesenangan kita tetapi paling tidak menjadi bangsa yang mandiri, berdaulat dan mampu mewujudkan cita cita kemerdekaannya.


I.Pendahuluan


Banyak pihak yang tidak setuju BBM tidak naik karena ada beberapa alasannya, apakah seharusnya Indonesia mampu mengexploitasai minyaknya diatas 1,3 juta barel/hari, memanfaatkan energy alternative atau meminta moratotium hutang haram. Begitu ada yang setuju naik tetapi dengan prosesntasi yang tidak terlalu besar supaya harga harga yang lainnya tidak ikut melambung?. Sementara yang lainya menyatakan sangat setuju naik terhadap harga BBM kalau perlu 200% tetapi ada jaminan bahwa setelah setahun kenaikan harga BBM rakyat Indonesia harus sejahtera, kalau belum mampu menuju sejahtera maka bagaimana kenaikan bbm itu naiknya jangan terlalu merusak kehidupan tetapi jika tetap tidak bisa menjaga kehidupan masyarakat diharapkan pemerintah sangat berhati hati dalam soal harga energy dan kebijakan energy nasional. Sejak 3 tahun yang lalu banyak pihak sudah mengingatkan bahwa krisis energy ada didepan mata bangsa Indonesia dan bahkan pemerintahpun sudah terlihat ada usahanya tetapi ternyata belum cukup kuat mengantisipasi krisis ini dan jangan lupa krisis energy ini sebenarnya datang bersamaan dengan krisis pangan sehingga jika tidak tepat mengantisipasinya akan menghantam sector keuangan termasuk industri dan jasanya. Sekali lagi pemerintah harus berhati hati begitu juga anggota masyarakat dalam menghadapi kesulitan itu sehingga tidak frustasi, marah berlebihan atau ngamuk walaupun kesenangannya berkurang, penderitaannya bertambah tetapi tidak kehilangan akal sehatnya. Sangat baik jika menjadi lebih harus hemat dan mendapatkan tambahan serta selamat dari situasi yang rumit ini dan berat ini.

Saya dihubungi atau hanya diberi informasi akan terjadinya berbagai diskusi, pertemuan dan demontrasi atau kegiatan lainnya supaya BBM tidak naik atau pemerintah melakukan alternative langkah lainnya. Dalam pikiran saya serta diskusi dengan kawan kawan dekat dengan melihat situasi ini pasti kondisi masyarakat semakin sulit. Fakta belum naiknya harga BBM saja kondisinya sudah sulit bukan hanya karena harga harga sudah naik duluan dengan alasan dari pada tidak bisa membeli lagi tetapi sebelum issue BBM akan naik saja bagi kebanyakan kalangan masyarakat menengah bawah kondisi kehidupan sudah sangat sulit.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana krisis energy dan pangan ini dipahami seluruh anggota masyarakat dan disisi lain “penderitaan “ akibat kenaikan harga BBM ini tidak menumbuhkan turbulensi baru yang mengarah kepada tidak terkendalinya situasi tetapi kita bangsa Indonesia mampu menemukan kesetimbangan baru. Disisi lainnya pemerintah mampu melakukan antisipasi atau langkah kongkrit menolong anggota masyarakat yang sangat menderita akibat situasi ini sehingga tidak menjadi korban akibat situasi yang akan terjadi. Kelihatannya bangsa Indonesia harus cari akal, menumbuhkan motivasi secara mental supaya mampu melawan situasi dan tidak panic dalam situasi ini. Jika mungkin malahan menemukan “originalitas” supaya bukan hanya survive tetapi menemukan keunggulan. Dan yang penting juga adalah bagaimana jika ternyata kenaikan kenaikan harga ini merupakan setingan global dalam rangka infiltrasi, okupasi dan pengusaan bangsa Indonesia segera bisa sadar dan bersatu.

II. Pelajaran dari yang kita lihat bersama

Susi susanti, yang pernah dilihat banyak orang di Indonesia pada Eranya sungguh luarbiasa bukan hanya permainannya tetapi mental dan semangat serta kesungguhannya. Sebelum pertandingan tahun ini terjadi Susi susanti mengatakan bahwa ia akan mengajak anak anak asuhannya di Tim Uber untuk menonton film secret supaya mereka punya motivasi dan semangat sehingga mampu bermain baik. Yang paling penting disampaikan oleh Susi susanti bahwa pemain harus mempunyai keyakinan bahwa mampu mengatasi situasi. Pada hari minggu tanggal 11 Mei 2008 Tim Uber Indonesia menang lawan Tim Uber Jepang 4:1. Susi sementara benar dan berhasil. Saya pada tahun ini sempat melihat Susi dan Allan suaminya membawa anak nya ke kidzania, dan disitu juga terlihat bahwa ini memang rendah hati dan tidak berbeda jauh dengan ibu rumah tangga lainnya dekat dengan anaknya dan layaknya seperti pahlawan lainnya santun dan biasa saja sehingga pantas jika ia memang hebat. Pada Tim Putera yang dulu dari kecil saya pernah lihat dari dekat adalah Christian Hadinata yang juga luar biasa dan juga sukses dalam jangka panjang. Tenang, berhasil, pandai memotivasi dan membina. Indonesia perlu tokoh tokoh seperti ini dalam bidang kehidupan luasnya. Di Bulutangkis ada Rudi hartono, Iie Sumirat, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Liem Swie King, Ardi Wiranata, Lius Pongoh,Hastomo Arbi, Herdarwan, Ricky subarja, Recky mainaki, Almarhumah Minarni, Ivana lie, Rosiana Tendean, dll mereka orang orang yang secara nyata telah memberikan kebanggaan dan mampu menjadi Indonesia namanya ada di Pentas dunia dan memotivasi bangsanya lewat kemampuannya di Bulutangkis.

Atau dalam dunia seni saya berulang ulang menyampaikan bahwa Mas Eros Djarot, Dedy mizwar dan Didi Petet agar menjadikan keunggulannya dibidang seni untuk memotivasi bangsa Indonesia supaya melakukan perubahan dan berubah menjadi bangsa yang lebih baik. Rano karno dan Dede Yusuf, perwakilan kalangan artis yang sudah berhasil memenangkan pilkada langsung walau sebenarnya dari dulu sudah banyak artis yang terjun dipolitik tetapi artis mulai dianggap pendatang yang akan diperhitungkan menjadi pada pemilihan langsung di Era Demokrasi ini.

Kondisi musik dan pemusik Indonesia saat ini sudah sangat menjadi tuan rumah dinegerinya sendiri dan bukan oleh karena proteksi tetapi karena keunggulan dan berhasil dicintai penggemarnya saat ini tinggal tinggal selangkah lagi menembus pasaran dunia dan semoga berhasil. Intinya kualitas, mental, jaringan dan bisnis nya sudah dikuasainya. Dan dengan keunggulannya ini diharapkan mereka mampu bukan hanya menjadi superstar saja tetapi memotivasi bangsa Indonesia menjadi lebih unggul. Kondisi yang baik telah menciptakan munculnya para musisi dan perkembangan musik Indoensia sehingga terus makin baik nach kondisi seperti inilah yang diharapkan dalam kehidupan berbangsa di Indonesia dimana kondisi semakin hari menuju pada kondisi yang semakin membaik. Dunia musik dan Fim juga kalaupun tidak langsung tetapi sangat bisa mengurangi kekecewaan, kesulitan dan memotivasi.

Lalu Apa hubungannya para tokoh ini dengan kondisi krisis sekarang ini?. Indonesia saat ini butuh tokoh yang mampu memotivasi, mengarahkan dan memimpin bangsa Indonesia supaya mencapai tujuannya berbangsa. Dalam kondisi seperti sekarang ini dimana persaingan mencapai berbagai kursi dan jabatan dibukakan kesempatannya untuk semua orang tentunya dengan mekanisme tertentu sesuai UU dan Pearaturan maka yang cilaka adalah terjadi berbagai pembusukan, menyampaikan pendapat lainnya dan berbagai langkah langkah politik lainnya sebagai cara mengarah mendapatkan posisi dalam poltik, apakah tepat?.

Hasilnya bangsa Indonesia tidak terintegrasi dalam kesamaan semangat, arah dan urgensi dalam mencapai tujuan berbangsa. Dalam kondisi normal situasi ini biasa saja bahkan baik seperti ini hanya dalam kondisi krisis jika berbagai perbedaan dikembangkan atau malahan didialektikakan secara luas kepada masyarakat hasilnya bisa jadi “bukan hanya situasi yang tidak menentu saja yang terjadi tetapi bisa memperburuk situasi yang sedang krisis ini”.Dan perlu diingat bahwa dalam kondisi dimana “globalisasi sudah sangat cepat terjadinya maka Indonesia akan menjadi makanan empuk siapa saja yang akan dan bermaksuid mengambil manfaat dari Indonesia jika kesempatan itu terbuka luas” kondisi itu akan menjadi sangat terbuka jika kondisi Indonesia tidak bersatu ,berkonflik, kehilangan orientasi dan tidak berdaulat..

Untuk tujuan kebaikan itu Indonesia membutuhkan para tokohnya untuk melakukan berbagai langkah dan turun langsung ke berbagai komunitas atau lingkungannya serta dibidangnya masing masing untuk menggerakan bangsa Indonesia. Saat ini siapa saja bisa kalah dan rusak jika lengah dan tidak siap ditengah era Globalisasi ini oleh karenanya tidak ada lain kecuali hati hati hati, bersatu dan menunjukan keunggulan.

III. Substansi persoalan.

Bagaimana jika Indonesia segera berhasil meningkatkan produksi minyaknya?. Menurut banyak kalangan hal ini baik tetapi ada juga yang mengingatkan bahwa jika hal itu terjadi sekarang ini hanya akan menguntungkan KPS-KPS karena pada kenyataanya pertamina hanya punya peran 30% artinya tidak akan berpengaruh besar?. Kecuali Indonesia berhasil menggenjot produsi yang dikelolanya dan itu memang nyata untuk kepentingan bangsa Indonesia. Ada lagi yang mengingatkan ketika kita krisis apapun maka jangan langsung melakukan exploitasi terhadap perut bumi karena dimasa depan umat manusia kembali yang akan menanggungnya tapi lakukan saja dengan kewajaran dan prinsip melestarikan alam saja.

Oleh karenanya dalam bidang energy ini tidak ada pilihan bangsa Indonesia harus hemat dan menemukan alternative energynya. Disisi lainnya langkah dibidang keuangan oleh pemerintah Indonesia perlu dilakukan secara cermat sehingga Indonesia tidak jebol gara gara harus menaikan harga minyak tanpa hitungan yang tepat sehingga “makro ekonomik dan mikro ekonomiknya rusak dan tidak terkendali”.

Saat ini sudah pada naik berbagai harga lainnya persoalannya itu berapa seharusnya naiknya?. BBM rata rata menjadi biaya langsung berkisar 10% s/d 30 % dari seluruh biaya usaha sehingga kenaikan harga dari hasil produksi itu berkisar disitu dan apakah logis jika harga BBM naik 30 % tetapi kenaikan hatrganya naik 70% atau bahkan 100%? Sehingga berapa kenaikan harga harga yang wajar dan memang ?. Karena yang paling bahaya adalah terjadinya spekulasi dan sabotase diberbagai bidang sehingga tercipata pesoalan lain yang menjadikan suhu politik panas dan terjadi kekacauan, ini bahaya benar dan seperti biasa kenaikan harga BBM karena berdampak luas dan menyengsarakan maka memang menarik jika dimanfaatkan sebagai pemicu, apalagi jika situasi tidak berhasil dikendalikan.

Yang paling berat menghitungnya adalah masyarakat biasa karena dari seluruh kenaikan harga harga kebutuhannya berapa besar % penghasilannya terkuras karena kenaikan kenaikan itu?. Lalu bagaimana dengan warga miskin atau yang tidak bekerja dalam menghadapi situasi ini. Saat ini pemerintah akan membantunya dengan bantuan langsung Tunai, apakah bisa tertolong?. Lalu apakah langkah stake holder lainnya dalam mengatasi situasi sulit ini

Pemerintah melalui aparatnya harus segera antisipasi penimbunan, spekulasi dan seluruh anggota masyarakat juga harus siap menolong tetangganya jika mungkin atau melaporkan jika ada tetangganya yang tidak bisa makan karena miskin, karena mereka harus ditolong langsung.

Begutu juga ketika ada industri yang terkena langsung sehingga akan fatal akibatnya padahal ribuan orang terlibat kerja termasuk stakeholdernya pemerintah harus segera tahu dan siap serta berekasi cepat melakukan antisipasi jika terjadi situasi mengarah kepada kebangkrutan, pemerintah Indonesia harus siap menggerakan seluruh sumberdaya dan dan instrument yang dipunyainya.

Pemerintah harus tahu didaerah mana saja dan kantong masyarakat mana kondisi parah akan terjadi sehingga dilakukan antisipasi bukan hanya kepada pengamanan tetapi suasana dan motivasi juga perekonomian nya.

IV.Pemerintah sebaiknya sangat hati hati dalam kenaikan harga BBM ini.

Sebelum kenaikan harga BBM ini saja sudah banyak warga Indonesia yang mati akibat bunuh diri dan tidak bisa makan. Disisi lainnya sudah semakin banyak pihak yang menyatakan ketidaksetujuannya akan kenaikan harga BBM. Apakah itu beberapa Rektor Universitas, Badan Eksekutif mahasiswa, organisasi mahasiswa extra dan berbagai elemen masyarakat.

Pemerintah kurang baik jika memperlihatkan arogansi dengan mengatakan bahwa demontarsi tidak akan ada pengaruhnya dan tidak akan lama terjadi jika kenaikan harga BBM dilakukan. Pemerintah sebaiknya menetapkan sikap dan kebijakan dari sudut pandang korban yaitu warga masyarakat yang bisa saja bukan kenikmatannya terkurangi tetapi terdorong kedalam situasi yang menyengsarakannya atau bahkan fatal.

Kita sebaiknya mempersiapkan situasi yang memprihatinkan ini dengan sikap prihatin dan berhati hati. Banyak kalangan menyampaikan bahwa krisis ini bukan hanya diakibatkan situasi sekarang saja tetapi kekeliruan saat ini adalah tidak sempat mencapai target Desa mandiri energy. Oleh karenanya siapapun dalam posisi sekarang ini jika ada dalam posisi pengambil kebijakan maka keputusannya jika tidak menaikan harga BBM maka harus punya cadangan dana untuk menggerakan pemerintahan dan perekonomian. Yang cilaka jika uang itu harus didapat dari menjuali asset Negara atau menambah hutang luar negeri. Walaupun ada juga pihak yang menyarankan jangan bayar hutang haram dan uangnya buat membiayai situasi sulit ini walaupun disisi lainnya diyakini jika harga BBM tidak dinaikan sekarang maka akan naik di Pemerintahan mendatang siapapun Presidennya kecuali harga minyak dunia turun lagi.

Setahun lagi 2009 atau bahkan kurang karena di april 2009 pemilihan anggota legistative sudah akan dipilih lagi belum lagi pada tahun ini dan kedepan sampai pemilihan presiden bisa 80 pilkada yang akan dilakukan, pertanyaannya kalau pun kondisinya sampai saat ini belum bisa memuaskan semua pihak bahkan pada kondisi dan daerah tertentu sangat fatal sehingga beberapa hal terlambat ditangi dan berakhir fatal, pertanyaanya apakah saat ini harus di cahoskan saja suipaya semuanya dikocok ulang lagi seperti tahun 1966 atau athun 1999?. Atau sebaiknya periodenya diselesaikan sampai 2009 sehingga sejak 2004 sampai kapanpun jika tidak ada kejadian yang sangat luar biasa penggantian pemimpin pada tahunnya saja dan kestabilan Negara terukur dan semakin baik. Soalnya sekarang kembali bagaimana agar dampak buruk kenaikan harga BBM tidak memperburuk stuasi dan menciptakan krisis yang lebih luas?.

V.Penutup

Saksikanlah ketika para musisi besar dan muda Indonesia menyanyi dalam pertuunjukannya maka para penontonnya ikut mnyanyi dan menuruti permintaan penyanyi apakah menyanyi atau berjingkrak. Fenomena ini adalah modal social yang perlu dikembangkan dimana para musisi itu agar menyerukan kebaikan kepada para penggemarnya. Slank telah mengikrarkan membantu pemberantasan korupsi di Indonesia dari pembangunan opini dan mendorong anak muda supaya anti korupsi serta membantu pemberantasan korupsi.

Coba Tanya pada manusia tak ada jawabnya, aku coba Tanya pada langit langit tak mendengar ungkapan Peterpan ini seperti persoalan bangsa Indonesia skarang ini, jawabannya belum jelas sehingga jik kondisi yang sudah sulit ini dibuat sulit bukan tidak mungkin akan semakin sulit dan tidak keruan. Disisi lain kalaupun ada jawabannya tetapi jawaban itu tidak akan lengsung menyelesaikan persoalan bangsa ini karena harus diimplementasikan.

Sekarang kelihatannya zaman pengorbanan dan yang tidak boleh terjadi rakyat dijadikan korban atau kita tidak sadar dijadikan korban pihak yang menginginkan bangsa ini kembali kepada situasi kedaulatannya hilang. Kita lihat adanya Susi Susanti dapat memotivasi tim uber Indonesia tetapi lihat sony dan taufik walaupun sebenarnya jagoan bisa tidak berdaya dan sangat mungkin menganggap enteng lawannya sehingga kaget dan kalah untung saja ada Sonny S pemain muda yang bermental baja dan bersemangat sehingga Indonesia menang 3: 2 dari Thailand, jika tidak bagaimana hayo?. . Disatu sisi diTrans TV diminta penduduk Jagodetabek datang ke senayan untuk menonton dan support pemain Indonesia tetapi disisi lain ticket habis diborong calo dan yang harganya Rp.50.000 ditawarkan Rp.150.000 sehingga istora senayan tidak terlalu penuh dibanding dengan seharusnya

Sekarang tidak aneh melihat ternyata perjudian bisa dikurangi drastic dibandingkan dengan situasi sebelumnya dan kelihatannya jika waktu dilihat seperti tidak mungkin bisa terjadi seperti ini. Begitu juga saat ini banyak yang ditangkapi dan dipenjarakan kelihatannya tidak mungkin terjadi jika dilihat waktu itu oelh karena banyak hal yang berat jika dilihat kondidi sebelumnya ternyata bangsa Indonesia ternyata mampu mewujudkannya.

Soal yang cukup berat sekarang ini juga adalah akan bersatunya para pihak yang dibuat sulit akibat persoalan hukum yang menimpanya, tidak mungkinkah terjadinya persekutuan untuk membuat situasi menjadi turbulen dan mereka lepas lagi dari jeratan hukum yang sedang mengejarnya, apalagi sudah terkesan seperti yang telah diumumkan banyak kepala daerah menghindar jika pemerintah pusat datang ke daerahnya?.

Bisakah pemerintah, aparat dan kalangan kampus meminimalisasi spekulasi yang akan berkembang dan menghindarkan kekacauan dimana mereka berada?.

Terakhir lalu bagaimana dengan nasib rakyat yang akan menanggung beban baru dari kenaikan harga BBM?

Bagaimana supaya mereka kuat dan mampu survive dan tidak frustasi tetapi menemukan jalannya?.

Bagaimana seluruh pihak mampu mengantisipasi petualangan yang pasti terjadi baik sebelum pada saat dan setelah terjadi kenaikan harga BBM?.

Benarkah kita harus menjaga situasi ini bertahan sampai tahun 2009 sehingga kalaupun sudah tidak suka dan percaya tetapi demi kepentingan nasional tidak perlu dijatuhkan ditengah jalan tapi menggunakan jalan konstitusional saja pada waktunya?.

Apakah kondisi saat ini mendorong kita semua agar kita mencari Sonni Setiawan atau Susi Susanti untuk membimbing bangsa Indonesia sehingga menuju kepada arah yang lebih baik karena kecenderungan adanya para tokoh lama hanya akan membuat perpecahan atau mandeknya situasi terutama jika mereka akan tampil lagi memimpin?. Alasannya sangat sederhana karena tidak akan melupakan masa lalu dan sangat mungkin melampiaskan dendam lamanya sehingga situasi akan jatuh dari satu konflik ke konflik lainnya?.

Kesimpulannya adalah jika bangsa Indonesia mampu selamat dari situasi berbagai krisis termasuk kenaikan harga BBM dan dampaknya maka bangsa Indonesia harapan kebangkitannya tidak terlalu lama lagi tetapi jika malahan krisisnya meluas maka situasi yang akan terjadi adalah bukan tidak mungkin kebangkrutan nasional dan sangat mungkin kenaikan harga BBM hanya pemicunya saja karena yang akan sangat membahayakn adalah perkembangan situasi setelahnya.

Bagaimana jika kita belum mempunyai jawaban pastinya? Apakah harus bertanya kepada rumput yang bergoyang atau kemana?. Yang pasti menurut Prasetya M.Brata dalam bukunya Provokasi, ia menulis No Pain No Gain dan seringkali situasi yang kita anggap sebagai kegagalan bahkan kesialan atau kehancuran seringkali situasi itu malahan menyelamatkan kita semuanya.

Semuanya sangat tergantung peta realitas dan persepektif pada pikiran, mental dan persepsi kita semua. Kalaupun situasi didepan akan sulit maka akan semakin sulit jika kita mengannggapnya sebagai lonceng kematian dan tidak ada jalan keluarnya, bagi kebanyakan orang kondisi ini sama sakitnya dengan orang yang hidup dengan beban yang sangat berat atau tubuh dan pikirannya diteror sangat hebat tapi apakah tepat jika menyerah atau malahan membunuh dirinya?. Alangkah lebih baiknya jika mampu selamat dari situasi ini.

Bagaimana jika kita kalau situasi itu kita persepsikan sebagai situasi pencucian dosa dan perang kita sesungguhnya sehingga kita semua mempersiapkannya dengan baik tetapi memasukinya dengan mental positive dan bukan siap mati tetapi sangat siap menjalani kehidupan selanjutnya dengan semangat dan pandangan serta perangkat diri, masyarakat dan bangsa yang lebih baik lagi. Dengan semangat ini tentu kalaupun kondisi rielnya sama saja tetapi sangat mungkin kondisi menta dan semangatnya akan lebih sehingga kalaupun menderita sangat mungkin mampu menciptakan berbagai Solusi dalam kehidupannya.

Sederhana saja alasannya, tidak enak dan tidak bahagia jika hanya menjadi bangsa yang dikorbankan atau sebagai korban walaupun kita tidak perlu mengorbankan bangsa lain untuk kesenangan kita tetapi paling tidak menjadi bangsa yang mandiri, berdaulat dan mampu mewujudakan cita cita kemerdekaannya.

Bagaimana bukankah anda setuju agar bangsa Indonesia mampu mewujudkan cita citanya?. Langkah sederhana selain seluruh pajabat pemerintah memberikan contoh baik dan prihatin maka matikan TV pada jam 24 malam dengan cara pemerintah mematikan stasiun TVnya dan baru nyata jam 5 pagi tetapi kalau stasiun radio jangan dimatikan karena bisa menjadi alat alaram dan menemani Truck dan bis malam sebagai penujuk situasi, jika ini bisa dilakukan sangat mungkin akan menghemat banyak hal dan membuka Solusi.

Demikian semoga ada manfaatnya.

Agus Muldya Natakusumah

Indosolution