Thursday, October 16, 2008

Teguh Santoso

Email to pmbrata@yahoo.com
Thursday, October 16, 2008 11:04 PM

Pak de Pras (sejak sekarang gw ijin ganti nggak panggil dgn Boz Pras lagi, sejak ter-proveke tulisan dan pandangan nye Pak De)sejak puasa kemarin dech dipraktek-kin tuhhow to menghormati orang yg tidak berpuasa (kebetulan pas "gaul biz" nya banyak ama yg nggak puasa)awalnya benar "bikin mules" , tapi sekarang have become accustomed

- case "rebutan gorengan/jajanan pak de dgn sang Ibu "- juga memprovoke penggalan kejadian saat ta'jil dan antrian-nya dimana-mana ramadhan kemarin, termasuk memprovoke case mantan pacar sy saat "rebutan" milih asisten buat di rumah. Semua ada hikmah jika dimulainya dg pikiran positif. it's great sharing

sama dengan cerita yg pernah saya baca dan dengar , ketika Nehru meminta maaf pada Indira Gandhi karena Indira telat/lalai menjemputnya di hotel, dengan alasan mobil masih di bengkel (nggak tahunya nonton "Laskar Pelangi"...he3x) . Nehru hanya berpesan dengan meminta maaf pada Indira karean dia tidak mampu (sebagai orangtua) mengajarkan berbuat jujur,sehingga Nehru menghukum dirinya dengan jalan kaki dari rumah ke hotel. Apa yg diresponse Indira ......(eh cari sendiri ya....)

Bukan maksud saya memprovoke teman-teman baca/bedah buku Pak de Pras lho ya? ...he3x.....
have a nice weekend
nyok,
teguhsan - G03
- yg sudah terprovoke-

Tuesday, October 14, 2008

Riri Artakusuma (5)


http://ririe-art.blogspot.com/2008/06/
sang-provokator.html
5 Juni 2008


CEO yang juga "Sang Provokator" I

Sebelum jam makan siang, saya sempat dipanggil oleh HR Departement. Direktur HR tempat saya bekerja, Mba Ijah, begitu sapaan akrab beliau di kantor, memanggil saya. “Ri, buget kamu kalau jadi MC berapa?” seketika saya sumringah kegirangan.. dalam hati saya “asyik ada job ng-mc lagi". "ooo.. sekian lah", jawab saya. “waduh mahal banget ya” saut Mba Ijah, ketika mendengar buget saya kalau jadi MC. “Jangan mahal-mahal lah Ri, ini soalnya temen saya, dia mau launching buku judulnya provokasi”. Akhirnya setelah tawar menawar ‘harga” sekitar beberapa menit, kita menyepakati “harga” saya untuk menjadi seorang MC pada suatu acara launching buku berjudul “PROVOKASI”.

Selang beberapa hari, Mba Ijah memberitahukan saya nomer handphone sang penulis buku, yang bernama lengkap Prasetya M. Brata. Ketika kami berunding melalui telefon ingin bertemu untuk membahas konsep acara nya, bukan suatu kebetulan, Mas Prass, begitu biasa saya biasa memanggil sang provokator, kebagian jadwal untuk talkshow di radio tempat saya bekerja dalam acara “bedah buku” kerjasama penerbit buku terbesar di Indonesia, Gramedia, dan jadilah kami bertemu di studio.

Melihat mas Prass pertama kali, bukanlah kesan pertama begitu menggoda. Justru kesan saya pertama kali, beliau bukan orang yang banyak ngomong alias pendiam. Tapi ternyata?! Nggak juga tuh. Siapa yang menduga, orang yang saya sangka pendiam pada awalnya ini, hehehe…., ternyata menderita narsis akut dan ngocol juga. Tidak cuma itu, beliau juga sosok yang tepat, jika di beri julukan "sang provokator". Walaupun saya berani menyimpulkan hal tersebut, setelah bertemu beberapa kali. Kenapa saya sepakat akan julukan “sang provokator”. Pertama, keahliannya mengajarkan saya tanpa merasa seperti sedang digurui ketika ngobrol, mengenai kekuatan fikiran. “Kalau kamu yakin, yakinilah sepenuhnya sampai alam bawah sadar mu juga merasakan keyakinan mu itu” begitu katanya. Ketika perkataan tadi saya praktekan, wow, luar biasa.. keyakinan saya akan suatu hal benar terjadi. Saya benar-benar telah terprovokasi.

Suatu saat menjelang acara launching buku tersebut, bagian koordinasi media, Rina, sempat pusing karena banyak pihak media yang belum mengkonfirmasikan kedatangannya pada acara launching nanti. Bahkan ada yang membatalkannya. Saya seperti terpanggil untuk membantu Rina. Berhubung saya juga orang media, ya... adalah sedikit saya mengenal teman-teman dari media radio termasuk TV. Jadilah saya menelfon salah satu teman yang kebetulan reporter salah satu TV swasta untuk hadir dalam launching tersebut. Berbekal keyakinan, seperti yang sudah disampaikan Mas Prass, tanpa saya duga teman-teman dari media TV hadir dalam launching buku tersebut. Jadilah, pembenaran saya akan statement Mas Prass mengenai kayakinan tadi.

Kedua, "sang provokator" juga sempat mengatakan dalam bukunya, “Keajaiban itu muncul setelah kita berusaha”, hehehehe… sesaat saya tertawa membaca kata-kata itu, lagi-lagi saya mengatakan dalam hati Ya, Iyalah” logika saya langsung berfikir, mana ada keajaiban kalau kita tidak berusaha? Tapi eits!… tunggu dulu, sejenak saya kembali mencerna pernyataan "sang provokator". Kenapa Dia sampai menyatakan hal itu? Mungkin karena selama ini, kebanyakan dari kita berfikir, yang namanya keajaiban itu adalah sesuatu yang terjadi diluar dugaan, tanpa direncanakan atau bahkan diusahakan.

Nah, inilah yang salah. Tanpa ada usaha mana mungkin kita akan menemukan keajaiban-keajaiban dalam hidup. Ketika kita sudah lelah saat berusaha dan sudah sampai pada titik klimaks dari semua hal yang telah kita usahakan terhadap suatu keinginan kita, barulah kemudian sesuatu yang menyenangkan dan melegakan hati, muncul, dan pada saat itulah kita akan mengatakan “inilah keajaiban”. Tanpa kita sadari bahwa memang kita telah melakukan suatu usaha, jadi wajarlah keajaiban yang menyenangkan hati kita datang menghampiri. Inilah pembenaran kedua saya terhadap perkataan "sang provokator".

Perkenalan saya dengan Mas Prass memang belum lama, tapi betapa "sang provokator" telah memprovokasi pikiran saya, tentunya akan hal-hal yang positif. Sesaat setelah saya mengenal lebih dekat seorang Prasetya M. Brata, betapa saya merasa mendapatkan pencerahan yang luar biasa. Dan siapa sangka, lagi-lagi bukanlah suatu kebetulan, ternyata beliau adalah “kakak almamater” saya waktu kuliah dulu, yang sekarang sukses menjadi pimpinan disalah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia. Nah, setelah saya terprovokasi atas beberapa pemikirannya, apakah anda ikut terprovokasi juga??

Riri Artakusuma (4)

http://ririe-art.blogspot.com/2008/06/ceo-yang-uga-sang-provokator-ii.html
Rabu, 18 Juni 2008



CEO Yang Juga "Sang Provokator" II

Jam istirahat makan siang sudah tinggal 20 menit lagi, tapi saya belum beranjak dari meja kerja, “tanggung jika ditinggal karena hampir selesai” gumam saya dalam hati. Sambil mengiringi saya menyelesaikan tugas-tugas, terkadang disela-sela pekerjaan saya menyempatkan diri ber-yahoo messanger . Waktu menunjukkan pukul 12.50 menit, tiba-tiba, syut..

Prass_ sahabatku: halo…

Fitria artakusuma: halo juga..

Prass_sahabatku: rie, gimana sudah ada komentar terbaru soal rekaman?

Fitria artakusuma: blm sih, nanti aku kabarin lagi deh.

Prass_sahabatku: ooo, ya sudah gpp. Bentar lagi off nih.

Fitria artakusuma: kenapa?

Prass_sahabatku: iya sebentar lagi jam istirahat sudah habis dan waktunya kembali kerja

Fitria artakusuma: oooo

Prass_ sahabatku: jam kerja ga boleh chatting. Klo mau ya di jam istirahat aja.

Fitria artakusuma: ;) senyum…. Oke deh, nanti pembicaraannya dilanjutkan lagi. Duu..

Berawal dari niat “sang provokator” (mas Prass), yang sekedar menanyakan progress dari hasil rekamannya kepada saya, tapi karena YM-an tadi, “Ups..ke sentil nih gue” gumam saya. Sambil melanjutkan pekerjaan, saya berfikir bahwa perkataan “sang provokator” pada saya saat di YM tadi, terasa “menyentil”. Walaupun mungkin pada kenyataannya beliau tidak berniat “menyentil” saya.

Hmm.. kenapa saya merasa seperti di tegur dengan baik-baik oleh “sang provokator”? . lagi-lagi saya harus menceritakannya dengan alur seperti ini. Pertama, secara tidak langsung beliau mengajarkan saya soal amanah. Amanah dalam menggunakan waktu. Waktu yang diberikan oleh perusahaan kepada saya untuk dapat mengerjakan tugas sebaik-baiknya mulai jam 7 pagi sampai dengan jam 3 sore. Dengan begitu berarti dalam waktu efektif tersebut, alangkah sangat baiknya jika saya tidak menggunakan waktu saya untuk bersenda gurau atau mengerjakan hal lain yang kurang penting atau bahkan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan saya, seperti contoh YM-an di jam kerja. Tapi bagaimana ya, jika YM-an dengan klien? Menurut hemat saya, selama penggunaan sesuatu betul-betul untuk kepentingan pekerjaan, sah-sah saja. Tapi ingat loh, jangan mengatas namakan pekerjaan untuk kepentingan pribadi.

Bagi sebagian orang, mungkin terdengar klasik atau bahasa gaul nya, “basi” pembicaraan mengenai amanah dalam menggunakan waktu. Tapi betapa banyak dari kita, yang sering melupakannya atau bahkan acuh tak acuh. Sesaat ketika saya ber-YM dengan “sang provokator” di jam istirahat, saya seperti diingatkan, pentingnya menggunakan waktu sebaik-baiknya.

Memory saya terasa kembali mengingat pesan seseorang mengenai amanah menjaga waktu. Ya’ beliau adalah Ratih Sanggarwati sang mantan model yang masih tetap cantik sampai saat ini. Dalam kesempatan wawancara saya dengan Ratih Sang, secara eksplisit beliau berpesan mengenai amanah menjaga waktu. Berapa banyak waktu yang betul-betul kita berikan kepada perusahaan, sesuai kewajiban kita? Jangan sampai kita hanya menuntut hak tapi lupa akan kewajiban. Begitu katanya. “Hehehe… kena betul nih”, gumam saya dalam hati. Maklum saya pun masih belajar mengenai hal yang satu ini. Karena itulah pentingnya kita saling mengingatkan, karena tidak sedikit yang lalai.

Kembali dengan “sang provokator” alias Mas Prass. Hal kedua yang saya bisa ambil pelajaran dari beliau, adalah mengenai bagaimana menjadi panutan. Mas Prass, yang saya tahu, beliau adalah pimpinan di salah satu institusi besar, seandainya Ia mau menggunakan “kebesarannya” sebagai pemimpin, pasti bisa kapan aja YM-an dengan siapa saja dan semaunya. Tapi nggak tuh!. Secara langsung ataupun tidak, dirinya memang mengajarkan, tapi kemudian memberikan tauladan (contoh). Jika sudah masuk jam kerja, ya sudah, fokus untuk kerja lagi, jangan “ngeyel”. Bener tuh, tepat di jam 13.00 alias jam 1 siang, setelah jam istirahat habis, prass_sahabatku (ID YM-nya): offline. Hal itu yang bisa saya contoh dari Mas Prass. Mungkin banyak dari anda akan mengatakan, "akh.. gitu doang ko, itu mah biasa". Ya, mungkin memang biasa, tapi ironi aja, kalau memang hal yang saya contoh dari Mas Prass, BIASA, tapi kenapa masih banyak pimpinan yang hanya jadi tontonan bukan tuntunan. Bagaimana menurut anda??

Nah, Karena masih banyak dari kita yang memang lalai akan hal-hal yang sifatnya sederhana tadi, maka dari itulah dibutuhkan sebuah remainder dalam hidup. Tapi itupun bisa secara langsung ataupun tidak, tinggal bagaimana diri kita. Seperti halnya saya, "diingatkan" Mas Prass melalui YM. Pokoke , kita memang harus bisa melihat sesuatu secara positif dari banyak hal. Anyway, thanks untuk “sang provokator”!!!!

Agus Muldya Natakusumah

http://www.selamatkan-indonesia.net/ index.php?option=com_content&task=view&id=309&Itemid=74


Kenaikan BBM ini pasti memberatkan, bagaimana Kebangkitan Nasional?

Sederhana saja alasannya, tidak enak dan tidak bahagia jika hanya menjadi bangsa yang dikorbankan atau sebagai korban walaupun kita tidak perlu mengorbankan bangsa lain untuk kesenangan kita tetapi paling tidak menjadi bangsa yang mandiri, berdaulat dan mampu mewujudkan cita cita kemerdekaannya.


I.Pendahuluan


Banyak pihak yang tidak setuju BBM tidak naik karena ada beberapa alasannya, apakah seharusnya Indonesia mampu mengexploitasai minyaknya diatas 1,3 juta barel/hari, memanfaatkan energy alternative atau meminta moratotium hutang haram. Begitu ada yang setuju naik tetapi dengan prosesntasi yang tidak terlalu besar supaya harga harga yang lainnya tidak ikut melambung?. Sementara yang lainya menyatakan sangat setuju naik terhadap harga BBM kalau perlu 200% tetapi ada jaminan bahwa setelah setahun kenaikan harga BBM rakyat Indonesia harus sejahtera, kalau belum mampu menuju sejahtera maka bagaimana kenaikan bbm itu naiknya jangan terlalu merusak kehidupan tetapi jika tetap tidak bisa menjaga kehidupan masyarakat diharapkan pemerintah sangat berhati hati dalam soal harga energy dan kebijakan energy nasional. Sejak 3 tahun yang lalu banyak pihak sudah mengingatkan bahwa krisis energy ada didepan mata bangsa Indonesia dan bahkan pemerintahpun sudah terlihat ada usahanya tetapi ternyata belum cukup kuat mengantisipasi krisis ini dan jangan lupa krisis energy ini sebenarnya datang bersamaan dengan krisis pangan sehingga jika tidak tepat mengantisipasinya akan menghantam sector keuangan termasuk industri dan jasanya. Sekali lagi pemerintah harus berhati hati begitu juga anggota masyarakat dalam menghadapi kesulitan itu sehingga tidak frustasi, marah berlebihan atau ngamuk walaupun kesenangannya berkurang, penderitaannya bertambah tetapi tidak kehilangan akal sehatnya. Sangat baik jika menjadi lebih harus hemat dan mendapatkan tambahan serta selamat dari situasi yang rumit ini dan berat ini.

Saya dihubungi atau hanya diberi informasi akan terjadinya berbagai diskusi, pertemuan dan demontrasi atau kegiatan lainnya supaya BBM tidak naik atau pemerintah melakukan alternative langkah lainnya. Dalam pikiran saya serta diskusi dengan kawan kawan dekat dengan melihat situasi ini pasti kondisi masyarakat semakin sulit. Fakta belum naiknya harga BBM saja kondisinya sudah sulit bukan hanya karena harga harga sudah naik duluan dengan alasan dari pada tidak bisa membeli lagi tetapi sebelum issue BBM akan naik saja bagi kebanyakan kalangan masyarakat menengah bawah kondisi kehidupan sudah sangat sulit.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana krisis energy dan pangan ini dipahami seluruh anggota masyarakat dan disisi lain “penderitaan “ akibat kenaikan harga BBM ini tidak menumbuhkan turbulensi baru yang mengarah kepada tidak terkendalinya situasi tetapi kita bangsa Indonesia mampu menemukan kesetimbangan baru. Disisi lainnya pemerintah mampu melakukan antisipasi atau langkah kongkrit menolong anggota masyarakat yang sangat menderita akibat situasi ini sehingga tidak menjadi korban akibat situasi yang akan terjadi. Kelihatannya bangsa Indonesia harus cari akal, menumbuhkan motivasi secara mental supaya mampu melawan situasi dan tidak panic dalam situasi ini. Jika mungkin malahan menemukan “originalitas” supaya bukan hanya survive tetapi menemukan keunggulan. Dan yang penting juga adalah bagaimana jika ternyata kenaikan kenaikan harga ini merupakan setingan global dalam rangka infiltrasi, okupasi dan pengusaan bangsa Indonesia segera bisa sadar dan bersatu.

II. Pelajaran dari yang kita lihat bersama

Susi susanti, yang pernah dilihat banyak orang di Indonesia pada Eranya sungguh luarbiasa bukan hanya permainannya tetapi mental dan semangat serta kesungguhannya. Sebelum pertandingan tahun ini terjadi Susi susanti mengatakan bahwa ia akan mengajak anak anak asuhannya di Tim Uber untuk menonton film secret supaya mereka punya motivasi dan semangat sehingga mampu bermain baik. Yang paling penting disampaikan oleh Susi susanti bahwa pemain harus mempunyai keyakinan bahwa mampu mengatasi situasi. Pada hari minggu tanggal 11 Mei 2008 Tim Uber Indonesia menang lawan Tim Uber Jepang 4:1. Susi sementara benar dan berhasil. Saya pada tahun ini sempat melihat Susi dan Allan suaminya membawa anak nya ke kidzania, dan disitu juga terlihat bahwa ini memang rendah hati dan tidak berbeda jauh dengan ibu rumah tangga lainnya dekat dengan anaknya dan layaknya seperti pahlawan lainnya santun dan biasa saja sehingga pantas jika ia memang hebat. Pada Tim Putera yang dulu dari kecil saya pernah lihat dari dekat adalah Christian Hadinata yang juga luar biasa dan juga sukses dalam jangka panjang. Tenang, berhasil, pandai memotivasi dan membina. Indonesia perlu tokoh tokoh seperti ini dalam bidang kehidupan luasnya. Di Bulutangkis ada Rudi hartono, Iie Sumirat, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Liem Swie King, Ardi Wiranata, Lius Pongoh,Hastomo Arbi, Herdarwan, Ricky subarja, Recky mainaki, Almarhumah Minarni, Ivana lie, Rosiana Tendean, dll mereka orang orang yang secara nyata telah memberikan kebanggaan dan mampu menjadi Indonesia namanya ada di Pentas dunia dan memotivasi bangsanya lewat kemampuannya di Bulutangkis.

Atau dalam dunia seni saya berulang ulang menyampaikan bahwa Mas Eros Djarot, Dedy mizwar dan Didi Petet agar menjadikan keunggulannya dibidang seni untuk memotivasi bangsa Indonesia supaya melakukan perubahan dan berubah menjadi bangsa yang lebih baik. Rano karno dan Dede Yusuf, perwakilan kalangan artis yang sudah berhasil memenangkan pilkada langsung walau sebenarnya dari dulu sudah banyak artis yang terjun dipolitik tetapi artis mulai dianggap pendatang yang akan diperhitungkan menjadi pada pemilihan langsung di Era Demokrasi ini.

Kondisi musik dan pemusik Indonesia saat ini sudah sangat menjadi tuan rumah dinegerinya sendiri dan bukan oleh karena proteksi tetapi karena keunggulan dan berhasil dicintai penggemarnya saat ini tinggal tinggal selangkah lagi menembus pasaran dunia dan semoga berhasil. Intinya kualitas, mental, jaringan dan bisnis nya sudah dikuasainya. Dan dengan keunggulannya ini diharapkan mereka mampu bukan hanya menjadi superstar saja tetapi memotivasi bangsa Indonesia menjadi lebih unggul. Kondisi yang baik telah menciptakan munculnya para musisi dan perkembangan musik Indoensia sehingga terus makin baik nach kondisi seperti inilah yang diharapkan dalam kehidupan berbangsa di Indonesia dimana kondisi semakin hari menuju pada kondisi yang semakin membaik. Dunia musik dan Fim juga kalaupun tidak langsung tetapi sangat bisa mengurangi kekecewaan, kesulitan dan memotivasi.

Lalu Apa hubungannya para tokoh ini dengan kondisi krisis sekarang ini?. Indonesia saat ini butuh tokoh yang mampu memotivasi, mengarahkan dan memimpin bangsa Indonesia supaya mencapai tujuannya berbangsa. Dalam kondisi seperti sekarang ini dimana persaingan mencapai berbagai kursi dan jabatan dibukakan kesempatannya untuk semua orang tentunya dengan mekanisme tertentu sesuai UU dan Pearaturan maka yang cilaka adalah terjadi berbagai pembusukan, menyampaikan pendapat lainnya dan berbagai langkah langkah politik lainnya sebagai cara mengarah mendapatkan posisi dalam poltik, apakah tepat?.

Hasilnya bangsa Indonesia tidak terintegrasi dalam kesamaan semangat, arah dan urgensi dalam mencapai tujuan berbangsa. Dalam kondisi normal situasi ini biasa saja bahkan baik seperti ini hanya dalam kondisi krisis jika berbagai perbedaan dikembangkan atau malahan didialektikakan secara luas kepada masyarakat hasilnya bisa jadi “bukan hanya situasi yang tidak menentu saja yang terjadi tetapi bisa memperburuk situasi yang sedang krisis ini”.Dan perlu diingat bahwa dalam kondisi dimana “globalisasi sudah sangat cepat terjadinya maka Indonesia akan menjadi makanan empuk siapa saja yang akan dan bermaksuid mengambil manfaat dari Indonesia jika kesempatan itu terbuka luas” kondisi itu akan menjadi sangat terbuka jika kondisi Indonesia tidak bersatu ,berkonflik, kehilangan orientasi dan tidak berdaulat..

Untuk tujuan kebaikan itu Indonesia membutuhkan para tokohnya untuk melakukan berbagai langkah dan turun langsung ke berbagai komunitas atau lingkungannya serta dibidangnya masing masing untuk menggerakan bangsa Indonesia. Saat ini siapa saja bisa kalah dan rusak jika lengah dan tidak siap ditengah era Globalisasi ini oleh karenanya tidak ada lain kecuali hati hati hati, bersatu dan menunjukan keunggulan.

III. Substansi persoalan.

Bagaimana jika Indonesia segera berhasil meningkatkan produksi minyaknya?. Menurut banyak kalangan hal ini baik tetapi ada juga yang mengingatkan bahwa jika hal itu terjadi sekarang ini hanya akan menguntungkan KPS-KPS karena pada kenyataanya pertamina hanya punya peran 30% artinya tidak akan berpengaruh besar?. Kecuali Indonesia berhasil menggenjot produsi yang dikelolanya dan itu memang nyata untuk kepentingan bangsa Indonesia. Ada lagi yang mengingatkan ketika kita krisis apapun maka jangan langsung melakukan exploitasi terhadap perut bumi karena dimasa depan umat manusia kembali yang akan menanggungnya tapi lakukan saja dengan kewajaran dan prinsip melestarikan alam saja.

Oleh karenanya dalam bidang energy ini tidak ada pilihan bangsa Indonesia harus hemat dan menemukan alternative energynya. Disisi lainnya langkah dibidang keuangan oleh pemerintah Indonesia perlu dilakukan secara cermat sehingga Indonesia tidak jebol gara gara harus menaikan harga minyak tanpa hitungan yang tepat sehingga “makro ekonomik dan mikro ekonomiknya rusak dan tidak terkendali”.

Saat ini sudah pada naik berbagai harga lainnya persoalannya itu berapa seharusnya naiknya?. BBM rata rata menjadi biaya langsung berkisar 10% s/d 30 % dari seluruh biaya usaha sehingga kenaikan harga dari hasil produksi itu berkisar disitu dan apakah logis jika harga BBM naik 30 % tetapi kenaikan hatrganya naik 70% atau bahkan 100%? Sehingga berapa kenaikan harga harga yang wajar dan memang ?. Karena yang paling bahaya adalah terjadinya spekulasi dan sabotase diberbagai bidang sehingga tercipata pesoalan lain yang menjadikan suhu politik panas dan terjadi kekacauan, ini bahaya benar dan seperti biasa kenaikan harga BBM karena berdampak luas dan menyengsarakan maka memang menarik jika dimanfaatkan sebagai pemicu, apalagi jika situasi tidak berhasil dikendalikan.

Yang paling berat menghitungnya adalah masyarakat biasa karena dari seluruh kenaikan harga harga kebutuhannya berapa besar % penghasilannya terkuras karena kenaikan kenaikan itu?. Lalu bagaimana dengan warga miskin atau yang tidak bekerja dalam menghadapi situasi ini. Saat ini pemerintah akan membantunya dengan bantuan langsung Tunai, apakah bisa tertolong?. Lalu apakah langkah stake holder lainnya dalam mengatasi situasi sulit ini

Pemerintah melalui aparatnya harus segera antisipasi penimbunan, spekulasi dan seluruh anggota masyarakat juga harus siap menolong tetangganya jika mungkin atau melaporkan jika ada tetangganya yang tidak bisa makan karena miskin, karena mereka harus ditolong langsung.

Begutu juga ketika ada industri yang terkena langsung sehingga akan fatal akibatnya padahal ribuan orang terlibat kerja termasuk stakeholdernya pemerintah harus segera tahu dan siap serta berekasi cepat melakukan antisipasi jika terjadi situasi mengarah kepada kebangkrutan, pemerintah Indonesia harus siap menggerakan seluruh sumberdaya dan dan instrument yang dipunyainya.

Pemerintah harus tahu didaerah mana saja dan kantong masyarakat mana kondisi parah akan terjadi sehingga dilakukan antisipasi bukan hanya kepada pengamanan tetapi suasana dan motivasi juga perekonomian nya.

IV.Pemerintah sebaiknya sangat hati hati dalam kenaikan harga BBM ini.

Sebelum kenaikan harga BBM ini saja sudah banyak warga Indonesia yang mati akibat bunuh diri dan tidak bisa makan. Disisi lainnya sudah semakin banyak pihak yang menyatakan ketidaksetujuannya akan kenaikan harga BBM. Apakah itu beberapa Rektor Universitas, Badan Eksekutif mahasiswa, organisasi mahasiswa extra dan berbagai elemen masyarakat.

Pemerintah kurang baik jika memperlihatkan arogansi dengan mengatakan bahwa demontarsi tidak akan ada pengaruhnya dan tidak akan lama terjadi jika kenaikan harga BBM dilakukan. Pemerintah sebaiknya menetapkan sikap dan kebijakan dari sudut pandang korban yaitu warga masyarakat yang bisa saja bukan kenikmatannya terkurangi tetapi terdorong kedalam situasi yang menyengsarakannya atau bahkan fatal.

Kita sebaiknya mempersiapkan situasi yang memprihatinkan ini dengan sikap prihatin dan berhati hati. Banyak kalangan menyampaikan bahwa krisis ini bukan hanya diakibatkan situasi sekarang saja tetapi kekeliruan saat ini adalah tidak sempat mencapai target Desa mandiri energy. Oleh karenanya siapapun dalam posisi sekarang ini jika ada dalam posisi pengambil kebijakan maka keputusannya jika tidak menaikan harga BBM maka harus punya cadangan dana untuk menggerakan pemerintahan dan perekonomian. Yang cilaka jika uang itu harus didapat dari menjuali asset Negara atau menambah hutang luar negeri. Walaupun ada juga pihak yang menyarankan jangan bayar hutang haram dan uangnya buat membiayai situasi sulit ini walaupun disisi lainnya diyakini jika harga BBM tidak dinaikan sekarang maka akan naik di Pemerintahan mendatang siapapun Presidennya kecuali harga minyak dunia turun lagi.

Setahun lagi 2009 atau bahkan kurang karena di april 2009 pemilihan anggota legistative sudah akan dipilih lagi belum lagi pada tahun ini dan kedepan sampai pemilihan presiden bisa 80 pilkada yang akan dilakukan, pertanyaannya kalau pun kondisinya sampai saat ini belum bisa memuaskan semua pihak bahkan pada kondisi dan daerah tertentu sangat fatal sehingga beberapa hal terlambat ditangi dan berakhir fatal, pertanyaanya apakah saat ini harus di cahoskan saja suipaya semuanya dikocok ulang lagi seperti tahun 1966 atau athun 1999?. Atau sebaiknya periodenya diselesaikan sampai 2009 sehingga sejak 2004 sampai kapanpun jika tidak ada kejadian yang sangat luar biasa penggantian pemimpin pada tahunnya saja dan kestabilan Negara terukur dan semakin baik. Soalnya sekarang kembali bagaimana agar dampak buruk kenaikan harga BBM tidak memperburuk stuasi dan menciptakan krisis yang lebih luas?.

V.Penutup

Saksikanlah ketika para musisi besar dan muda Indonesia menyanyi dalam pertuunjukannya maka para penontonnya ikut mnyanyi dan menuruti permintaan penyanyi apakah menyanyi atau berjingkrak. Fenomena ini adalah modal social yang perlu dikembangkan dimana para musisi itu agar menyerukan kebaikan kepada para penggemarnya. Slank telah mengikrarkan membantu pemberantasan korupsi di Indonesia dari pembangunan opini dan mendorong anak muda supaya anti korupsi serta membantu pemberantasan korupsi.

Coba Tanya pada manusia tak ada jawabnya, aku coba Tanya pada langit langit tak mendengar ungkapan Peterpan ini seperti persoalan bangsa Indonesia skarang ini, jawabannya belum jelas sehingga jik kondisi yang sudah sulit ini dibuat sulit bukan tidak mungkin akan semakin sulit dan tidak keruan. Disisi lain kalaupun ada jawabannya tetapi jawaban itu tidak akan lengsung menyelesaikan persoalan bangsa ini karena harus diimplementasikan.

Sekarang kelihatannya zaman pengorbanan dan yang tidak boleh terjadi rakyat dijadikan korban atau kita tidak sadar dijadikan korban pihak yang menginginkan bangsa ini kembali kepada situasi kedaulatannya hilang. Kita lihat adanya Susi Susanti dapat memotivasi tim uber Indonesia tetapi lihat sony dan taufik walaupun sebenarnya jagoan bisa tidak berdaya dan sangat mungkin menganggap enteng lawannya sehingga kaget dan kalah untung saja ada Sonny S pemain muda yang bermental baja dan bersemangat sehingga Indonesia menang 3: 2 dari Thailand, jika tidak bagaimana hayo?. . Disatu sisi diTrans TV diminta penduduk Jagodetabek datang ke senayan untuk menonton dan support pemain Indonesia tetapi disisi lain ticket habis diborong calo dan yang harganya Rp.50.000 ditawarkan Rp.150.000 sehingga istora senayan tidak terlalu penuh dibanding dengan seharusnya

Sekarang tidak aneh melihat ternyata perjudian bisa dikurangi drastic dibandingkan dengan situasi sebelumnya dan kelihatannya jika waktu dilihat seperti tidak mungkin bisa terjadi seperti ini. Begitu juga saat ini banyak yang ditangkapi dan dipenjarakan kelihatannya tidak mungkin terjadi jika dilihat waktu itu oelh karena banyak hal yang berat jika dilihat kondidi sebelumnya ternyata bangsa Indonesia ternyata mampu mewujudkannya.

Soal yang cukup berat sekarang ini juga adalah akan bersatunya para pihak yang dibuat sulit akibat persoalan hukum yang menimpanya, tidak mungkinkah terjadinya persekutuan untuk membuat situasi menjadi turbulen dan mereka lepas lagi dari jeratan hukum yang sedang mengejarnya, apalagi sudah terkesan seperti yang telah diumumkan banyak kepala daerah menghindar jika pemerintah pusat datang ke daerahnya?.

Bisakah pemerintah, aparat dan kalangan kampus meminimalisasi spekulasi yang akan berkembang dan menghindarkan kekacauan dimana mereka berada?.

Terakhir lalu bagaimana dengan nasib rakyat yang akan menanggung beban baru dari kenaikan harga BBM?

Bagaimana supaya mereka kuat dan mampu survive dan tidak frustasi tetapi menemukan jalannya?.

Bagaimana seluruh pihak mampu mengantisipasi petualangan yang pasti terjadi baik sebelum pada saat dan setelah terjadi kenaikan harga BBM?.

Benarkah kita harus menjaga situasi ini bertahan sampai tahun 2009 sehingga kalaupun sudah tidak suka dan percaya tetapi demi kepentingan nasional tidak perlu dijatuhkan ditengah jalan tapi menggunakan jalan konstitusional saja pada waktunya?.

Apakah kondisi saat ini mendorong kita semua agar kita mencari Sonni Setiawan atau Susi Susanti untuk membimbing bangsa Indonesia sehingga menuju kepada arah yang lebih baik karena kecenderungan adanya para tokoh lama hanya akan membuat perpecahan atau mandeknya situasi terutama jika mereka akan tampil lagi memimpin?. Alasannya sangat sederhana karena tidak akan melupakan masa lalu dan sangat mungkin melampiaskan dendam lamanya sehingga situasi akan jatuh dari satu konflik ke konflik lainnya?.

Kesimpulannya adalah jika bangsa Indonesia mampu selamat dari situasi berbagai krisis termasuk kenaikan harga BBM dan dampaknya maka bangsa Indonesia harapan kebangkitannya tidak terlalu lama lagi tetapi jika malahan krisisnya meluas maka situasi yang akan terjadi adalah bukan tidak mungkin kebangkrutan nasional dan sangat mungkin kenaikan harga BBM hanya pemicunya saja karena yang akan sangat membahayakn adalah perkembangan situasi setelahnya.

Bagaimana jika kita belum mempunyai jawaban pastinya? Apakah harus bertanya kepada rumput yang bergoyang atau kemana?. Yang pasti menurut Prasetya M.Brata dalam bukunya Provokasi, ia menulis No Pain No Gain dan seringkali situasi yang kita anggap sebagai kegagalan bahkan kesialan atau kehancuran seringkali situasi itu malahan menyelamatkan kita semuanya.

Semuanya sangat tergantung peta realitas dan persepektif pada pikiran, mental dan persepsi kita semua. Kalaupun situasi didepan akan sulit maka akan semakin sulit jika kita mengannggapnya sebagai lonceng kematian dan tidak ada jalan keluarnya, bagi kebanyakan orang kondisi ini sama sakitnya dengan orang yang hidup dengan beban yang sangat berat atau tubuh dan pikirannya diteror sangat hebat tapi apakah tepat jika menyerah atau malahan membunuh dirinya?. Alangkah lebih baiknya jika mampu selamat dari situasi ini.

Bagaimana jika kita kalau situasi itu kita persepsikan sebagai situasi pencucian dosa dan perang kita sesungguhnya sehingga kita semua mempersiapkannya dengan baik tetapi memasukinya dengan mental positive dan bukan siap mati tetapi sangat siap menjalani kehidupan selanjutnya dengan semangat dan pandangan serta perangkat diri, masyarakat dan bangsa yang lebih baik lagi. Dengan semangat ini tentu kalaupun kondisi rielnya sama saja tetapi sangat mungkin kondisi menta dan semangatnya akan lebih sehingga kalaupun menderita sangat mungkin mampu menciptakan berbagai Solusi dalam kehidupannya.

Sederhana saja alasannya, tidak enak dan tidak bahagia jika hanya menjadi bangsa yang dikorbankan atau sebagai korban walaupun kita tidak perlu mengorbankan bangsa lain untuk kesenangan kita tetapi paling tidak menjadi bangsa yang mandiri, berdaulat dan mampu mewujudakan cita cita kemerdekaannya.

Bagaimana bukankah anda setuju agar bangsa Indonesia mampu mewujudkan cita citanya?. Langkah sederhana selain seluruh pajabat pemerintah memberikan contoh baik dan prihatin maka matikan TV pada jam 24 malam dengan cara pemerintah mematikan stasiun TVnya dan baru nyata jam 5 pagi tetapi kalau stasiun radio jangan dimatikan karena bisa menjadi alat alaram dan menemani Truck dan bis malam sebagai penujuk situasi, jika ini bisa dilakukan sangat mungkin akan menghemat banyak hal dan membuka Solusi.

Demikian semoga ada manfaatnya.

Agus Muldya Natakusumah

Indosolution

Dedi H. Kusuma


@friendster
6 okt 08

Baru 4 halaman buku provokasi saya baca... saya ga mau terlalu cepat gila nanti cepat waras lagi... perlahan saja tapi pasti (pasti gilanya hehehe...)

Sonny

Sonny's review @ his friendster
http://www.friendster.com/ review.php?action=all&uid=7905339


Menemukan buku ini adalah sebuah pengalaman lain tentang kekuatan pikiran (The Law of Attraction) yang banyak disinggung dalam dua buku yang sebelumnya saya baca “The Secret” dan “Quantum Ikhlas”.
Dengan cover yang hitam legam dan judul yang mencolok, buku ini segera menarik perhatian saya ketika sedang gundah akibat angka penjualan yang mendadak anjlok terkait isu kenaikan BBM, sikap atasan yang ‘mentang-mentang boss’, dan sejumlah persoalan lain yang menumpuk.

Dengan niat akan membeli buku pertama yang menarik, apapun judulnya dan siapapun pengarangnya, pada suatu malam saya berbelok arah memasuki Toko Buku Gramedia. Berharap buku yang akan saya beli tersebut bisa menjadi obat penawar segala kegelisahan.. Nama penulisnya Prasetya M Brata, masih asing bagi saya, tetapi kutipan komentar dari Jalaluddin Rahmat, Rheinald Kasali, Dwiki Dharmawan dan Ira Maya Sopha di back-cover tampaknya cukup meyakinkan.

Buku setebal 244 halaman ini adalah kumpulan essay dari penulisnya mengenai betapa hidup ini sebenarnya lebih ditentukan oleh bagaimana pikiran dari masing-masing kita memandangnya. Sebagian besar adalah kisah-kisah yang dipetik dari pengalaman penulis sebagai seorang dosen, trainer, praktisi hypnotherapy.

Dengan gaya bahasa yang ringan dan terkadang ‘centil’, beliau mengajak kita mencerna ulang dan memaknai moment dalam hidup, memandang semua kejadian dengan perspektif baru yang lebih ringan, rileks dan arif. Mengutip Kang Jalal, buku ini membimbing kita memahami hakekat ikhlas, sukses, bahagia dlsb tanpa merasa digurui. Sering kali saya mengakhiri membaca sebuah topik sambil tertawa dan bergumam “Benerrr… !“

Karena panjang setiap tulisan rata-rata hanya 2-3 halaman, saya sangat merekomendasikan buku ini menjadi teman mengisi waktu menunggu jadwal kereta, menunggu giliran di antrian dokter gigi, atau sambil menunggu selesainya proses hair-coloring di salon langganan.

Fajar S. Pramono

http://fajarspramono.blogspot.com/2008/09/ pelajaran-besar-dari-hal-yang-kecil.html
Minggu, 7 September 2008


PELAJARAN BESAR DARI HAL YANG KECIL

Ada dua pembuktian yang bisa dilakukan buku ini, tentang betapa berharganya berbagai hal yang –mungkin– dianggap remeh oleh orang, tapi ternyata menyimpan sebuah kandungan ilmu yang besar.

Pertama, berkaitan dengan historical pemunculan buku ini sendiri. Kedua, tentang betapa luasnya ranah perenungan dan pencerahan diri yang bisa diperoleh dari berbagai hal atau peristiwa yang seolah “kecil” dan “remeh temeh” sifatnya.

Tentang kemunculan buku yang ditulis Prass –panggilan akrab kolega-kolega sang penulis; Prasetya–, buku dengan cover yang dinominasi warna hitam ini adalah akibat “provokasi” seorang Andrias Harefa, seorang penulis puluhan buku best seller, yang kebetulan juga telah menjadi kawan lama Prass. Berawal dari “sekedar” coretan-coretan pemikiran di blog barunya yang dipamerkan ke Andrias waktu itu, ia mendapat respon singkat lewat sms : ”Ada niat dijadikan buku?”

Sepele sekali tampaknya. Tapi perwujudannya kemudian adalah hal yang besar, di mana 87 coretan di antara ratusan coretannya menjadi bahan baku penyusunan buku ini.

Tentang pembuktian kedua, Prass berhasil menunjukkan kepada kita, bahwa hampir di balik seluruh peristiwa dalam keseharian, yang kadangkala membuat kita sedih ataupun bahagia, senantiasa tersimpan sebuah hikmah. Sebuah pelajaran, yang tentunya akan sangat berharga sebagai bekal perjalanan hidup kita pada langkah-langkah berikutnya.

Sebagai contoh, tentang Siapa Guru Siapa. Dari obrolan dengan sopir taksi yang ia tumpangi di kawasan macet Sudirman, ia mendapat pelajaran bahwa “guru” seseorang seringkali adalah obyek yang seolah “digurui”-nya. Saat itu sang sopir bercerita, bahwa ia bisa menjadi sopir yang “besar” dan sangat dipercaya oleh manajemen perusahaannya karena ia banyak belajar dari komplain, kritik, saran, bahkan ekspresi tanpa senyum para penumpangnya. Hal-hal itulah yang membuat dia menjadi jauh lebih profesional dibanding keadaannya empat tahun lalu, ketika ia mulai bekerja di perusahaan taksi tersebut.

So, dalam kasus yang lain, bisa jadi guru seorang dokter adalah pasien, guru penjual adalah pembeli, guru pemasar adalah konsumen, guru pemimpin adalah anak buah, guru pemerintah adalah rakyat, guru dosen adalah mahasiswa, guru guru adalah murid… (hal 13).

Atau dari “keseriusan”-nya memasang taglineHormatilah Orang yang TIDAK Berpuasa” pada pesan status Yahoo Messenger-nya. Dari “protes” seorang kawannya, Prass menulis panjang lebar, bahwa seringkali kita serta merta menganggap sesuatu yang ”aneh” atau “berbeda” sebagai sesuatu yang “salah”, atau minimal ”tidak lazim”. Padahal, yang “salah” atau “tidak lazim” itulah yang bisa jadi lebih benar.

Dari persoalan yang demikian, Prass bisa mengangkatnya sebagai bahasan mendalam mengenai sebuah ”mainan” bernama tafsir (hal 54). Luar biasa.

Masih dari persoalan yang sama, pikiran cerdas Prass melihat, bahwa ”protes” seorang kawannya tadi juga menunjukkan bahwa sudah lama kita (dalam case tersebut adalah muslim) tidak terlatih untuk bertanggung jawab.

Jika untuk mendapat buah kita harus menanam dulu, jika untuk mendapat nafkah kita harus bekerja dulu, jika untuk mendapat kepercayaan dari atasan kita harus membuktikan hasil kerja dahulu, maka, kalau kita ingin dihormati oleh orang yang tidak berpuasa, mengapa kita tidak menghormati dulu orang yang tidak berpuasa? (hal 56)

Ya. Masih banyak lagi bahan-bahan perenungan yang bisa kita peroleh dari Prass. Sebagai buku yang terbit dari ”sekedar” blog, ini buku luar biasa. Daya kritisme dan kemampuan pengungkapan Prass dengan cara yang lugas tapi santun, menjadi kelebihan isi buku ini. Tak berlebihan jika Jalaluddin Rahmat –yang turut memberi pengantar dalam buku ini—mengatakan, ”Kita dibimbing Mas Pras tanpa merasa digurui....”

Kalau mau dilakukan penggolongan terhadap buku ini, buku ini bisa masuk dalam kategori buku pengembangan diri, karena di dalamnya terdapat banyak pencerahan. Buku ini juga bisa dianggap ”buku agama”, karena tak sedikit bahasan tema yang mengarah dan bersumber dari kehidupan Prass sebagai seorang muslim taat. Namun, jika akan digolongkan kepada sekedar ”buku harian”, maka ia pun akan menjadi buku harian yang bermanfaat bagi pembacanya.

Menariknya, tema-tema yang diusung Prass adalah tema-tema yang sangat erat dengan keseharian kita. Tanpa memaksakan diri menggunakan kalimat dan frasa-frasa yang sok ilmiah atau sok intelek, buku ini justru mampu bertutur secara jujur. Apa adanya. Namun, kesederhanaan penyampaian inilah yang justru diyakini bisa membawa kepada tujuan penerbitan buku ini. Yakni, membuat orang berkaca. Membuat orang merenung.

Lepas dari keunggulan, tentu terdapat kekurangan, kendati lebih merupakan kelemahan klasik sebuah buku kumpulan tulisan. Tema yang meloncat-loncat dan terlampau variatif, adalah kekurangan klasik itu. Karena itu pula tampaknya, penyusun dan penerbit lebih memilih judul buku dari aspek semangat dan tujuan pembuatan buku, dibanding dari onggokan tema atau materi isi buku itu sendiri.

Untuk siapa buku ini? Meminjam endorsement Andrias Harefa, buku ini memang cocok untuk orang ”gila” sekaligus beriman. ”Gila” karena adanya kejelian menangkap hikmah di balik peristiwa, dan ”beriman” karena sesungguhnya isinya merupakan ”dakwah” yang lekat dengan nuansa religius, di mana hanya orang beriman-lah yang mau belajar darinya.

***

Salam buku,
Fajar S Pramono

Friday, October 10, 2008

Adi Purnomo


@friendster, 27 Mei 2008

Assalamu'alaikum Mas,

PRO
VOK
ASI

nya mencerahkan Mas...
menyingkirkan debu yg melekat erat menutup dinding nurani...
tinggal aku terusin aja dengan "bersih bersih" tiap hari...hehehe...jadi bisa jalani hidup "dengan" (bukan "agar") bahagia.

Sari Lenggogeni


@friendster, 22 Juli 2008

emang bener sang provokator menyulut fikiran abstrak yang selama ini tidak tersentuh :),,wah,,bangganya aq supervisor thesis ku sekarang jadi bestseller untuk buku perdananya :)) WOM di Padang rie yang jalani pak,tenang,mulai dari spupu2 yang gede2 mulut, mahasiswa2 segala penjuru akan di provokasi-kan untuk baca buku bapak (mudah2an ga modal minjem punya aku -- hehehe) satu kritik yg ditrima,,utk ukuran mahasiswa ...minta discount donk,,,hahhaha,,,Wish u All the bEsttttt !!!!

Tutut Dyan Priscilla


@friendster, 10 Juli 2008

mAs PraSS pA kAbR..
bUkU pRoVoKasI...
MeMaNg SuNgguH lUaR BiASa...
wAh TinGGaL fOtOnYa BaREnGaN mAS pRaSS nIe...
kAyK fOtO yG dI f.s...

Fika Kennedi

@friendster. 12 Agustus 2008

mas pras...bagaimana kabarnya......aku punya cerita....waktu adiku ke kalimantan saat baca buku mas prass...dipesawat ada yang mau minta sampai mohon2 hehehhehe adiku ya ngga kasih coz buku provokasinya ada tanda tangan mas pras ....duhh sampai dipesawat bukunya mas pras dibutuhkan orang....mas thanx y dah kasih buku saat " bedah buku" aku bangga aja buku punya yang sdah ditanda tangan .....kasih info y mas kalo ada buku baru...thanx


@friendster. 30 mei 2008

mas.....buku PROVOKASINYA.....membuat aku kesentil sentil ehhehhehehheh.....bagus banget!!sukses mas.....ditunggu buku selanjutnya.......!!

Ihsan


@friendster, 7 September 2008


mas Pras (panggilan biar sok kenal) pkbr?

thx, Bukunya TRULLY INSPIRING...&benar2 memPROVOKASI..

tau gk, saya dapet info bukunya mas dr ne2k saiya hehehe....(dapet minjem euy..)

pdlh awalnya saya agak UNDER ESTIMATE dg buku itu, "apaan sih koq Provokasi" kirain isinya tentang politik2 gtu... eh ternyata... satu hari jg tamat tuh buku...pdhl biasanya buku2 motivasi laen kadang "cukup" membosankan :D

Dwihari (Aiko)


@friendster, 11 September 2008

Pak Pras, thx bwt talkshow seru Sabtu kemarin ya? Gara-gara talkshow itu, beberapa crew MGT (mudah-mudahan listeners-nya juga) jadi terprovokasi utk beli bukunya. Sukses terus ya... n sampai jumpa bln Oktober.



@friendster, 22 Juli 2008

Pak Pras, met kenal yee... Senang sekali bisa kenal dengan salah satu "racun otak" di Indonesia. Tapi apakah anda se-asyik tulisan anda?

Puput

@friendster, 9/11/2008

Pak Prass... keliatan gak di jidat saya ada cap ter"PROVOKASI"nya heheheheh
Sukses terus ya pa...

Dedi Tarsi

@friendster, 9/17/2008

Halo Pak

Buku Provokasi jadi salah satu Favoritku
Isinya sangat provokatif, tapi sangat bagus isinya
COntoh kasus diambil dari kehidupan sehari yang sengaja ato tak sengaja di jumpai setiap hari, tapi kadang kita tidak bisa mengambil nilai dari kasus itu.
But dengan buku provokasinya, semua di kupas tuntas...selamat...kita tunggu berikutnya...

Pokoknya sangat2222 provokatif tapi smart.

Wednesday, October 8, 2008

Human Capital Magazine


HC edisi 51 Juni 2008
Resensi
oleh : Rina Suci Handayani

Berbagai persepsi bermunculan ketika Anda membaca judul buku ini : Provokasi. Sebagian orang mengira ini adalah buku politik yang 'mengerikan'. Maklum, di tengah gencarnya demo BBM yang mewarnai hari-hari belakangan ini, Provokasi dikhawatirkan bisa memecah belah persatuan bangsa. Tidak sedikit pula calon pembaca yang mengernyitkan dahi manakala mendengar judul buku ini. Justru, di situlah keunikannya. Provokasi adalah kumpulan kisah-kisah yang terinspirasi dari pengalaman keseharian penulisnya, Prasetya M Brata. Isinya tentang beragam cerita ringan dan segar, namun mampu mengajak pembacanya berpikir kritis, kadang menyentil dan membuat hati luluh lantak.

Gaya menulis yang mengalir menggambarkan kepribadian sang penulis. Karakter sang provokator yang kuat mampu membawa pembaca menjadi pemain utama dalam berbagai episode cerita. Dalam hal ini, Prasetya kelihatan lihai merangkai kata dan berbagi pengalaman yang membuat pembacanya bangun dan berpikir. Harus diakui, kita sering melupakan hal-hal kecil dalam keseharian. Padahal, hal kecil itulah puzzle hidup yang akan merangkai sebuah gambar raksasa tentang perjalanan hidup seorang manusia. Dunia hypnosis yang didalami sang penulis menjadi referensi mengejutkan bagi pembaca. Dengan lugas penulis membuka tabir yang selama ini tanpa disadari selalu menjadi momok yang tabu untuk diulas : mitos. Alhasil, mitos bukan lagi tabir penghalang setelah buku ini selesai dibaca. Anda akan jauh lebih optimis dan mengakui bahwa hanya ada satu kekuatan yang Maha Kuat, yaitu Sang Khalik.

Dilihat dari jenis bukunya, sebenarnya Provokasi tidak terlalu istimewa. Ini hanya salah satu jenis buku motivasi yang jamak beredar di pasaran. Harap diingat, tidak tabu untuk memulai membaca dari tengah atau belakang karena ini bukan novel atau cerpen yang harus dibaca dari halaman depan. Bagi yang rajin membaca buku jenis motivasi, Provokasi kadang terasa menjemukan karena tidak sedikit tulisan yang terlalu pendek. Bahkan, beberapa tulisan terkesan sama dengan yang ada di halaman-halaman lain. Hanya pelaku dan latar belakangnya saja yang berbeda.

Kendati demikian, respons pembaca terhadap Provokasi tidak terlalu mengecewakan. Judulnya yang dinilai menantang justru menjadi daya pikat utama dan isinya yang penuh kejutan tidak membuat Anda menyesal merogoh kocek untuk mengoleksi buku ini bagi perpustakaan pribadi Anda. Akhirnya, siapapun anda, pekerjaan, usia, dan kepentingan Anda, silakan berbagi peran dalam setiap scene yang disuguhkan Prasetya. Ini adalah buku yang patut mendapat jatah waktu dan anggaran belanja Anda. Siapa tahu Anda akan jauh lebih lihai memprovokasi dibandingkan penulisnya sendiri.

Ana Mustamin


http://www.ryanamustamin.com/2008/ 08/kronik-pasar-kepada-pecinta-buku/
August 28th, 2008

DEAR,

Saya mau berbagi cerita. Jangan bilang ini cerita basi, ya. Wong saya memang bukan wartawan yang harus melaporkan berita terkini, teraktual. Saya ingin berkisah tentang dua buku yang belum lama ini diluncurkan di pasar. Buku pertama, judulnya “Lanang”, ditulis Yonathan Rahardjo. Buku kedua, bertajuk “Provokasi”, ditulis Prasetya M. Brata.

Saya cerita buku pertama dulu.

Beberapa bulan lalu, tepatnya 23 Mei 2008, saya mampir ke Galeri Cipta 3, TIM. Eh, bukan mampir ding. Sengaja. Bahkan curi waktu, lari dari kantor. Itu karena saya pernah janji pada diri sendiri akan hadir di peluncuran “Lanang”.

Sampai dibela-belain begitu? Iya. Pertama, karena Mas Yo, penulisnya, adalah sosok yang saya kenal. Kedua, pada dasarnya saya juga pelahap buku - momen peluncuran atau diskusi buku terlalu menarik untuk diabaikan. Ketiga, karena ini buku sastra.

Dewi Meinarti


To:

smp13-84@yahoogroups.com

CC:

utibrata@yahoo.com

From:

meinarti_d@id.smbc.co.jp

Date:

Fri, 25 Apr 2008 08:48:48 +0700

Subject:

[smp13-84] Provokasi...hebat euy !!

Prass..

two thumbs up !!

pulang dari ketemuan sama Uti dll sampai di rumah jam setengah sepuluh,
setelah mandi, sholat dan udah santai, tadi malam itu
rencananya gue mau baca serius...tapi maklumlah, ibu 3 anak...jadi baru
sepintas eh diprotes suami karena anak2 mau makan, bikin PR,
minum obat...halaaah !!! belum lagi persiapan sunah rosul... (upss..)

tapi waktu gue lagi buka2 daftar isinya, gue tersentak ada judul "Berguru
pada Yoyo' "... gue buka... dihalaman 229.... giilleee....
sebelumnya gue pernah baca kata2 ini di milis...enggak nyangka ternyata itu
adalah kisah hidup Padmono "yoyo' " yang inspiratif banget buat Prass...
salut buat Yoyo' juga dari gue !! (waktu SMP gue ngeri deketin cowo2 ini...
abis tukang beler....ternyata sekarang pada hebat semua...)
yo, jangan lupa minta bagian royalti nya !!! hahaha..

adalagi cuplikan kisahnya Cepi, kutipan kalimatnya Dani -DaTum- Tumbelaka
yang sama prass di jadikan inspirasi untuk menulis..
sama komentarnya Ira Maya yang katanya proud of you, prass....(gue enggak
mau bilang gini lagi..takut kenarsisannya bertambah parah !!)

lebih hebat lagi marketing lo yang notabene bininya ndiri.....yang
promosinya pake sistem "nice try..." waktu di sodorin, gue kira
gratis...taunya. ..ehm...
tapi boleh lah buat edisi pertama...nanti di reuni gue bayar ya.. diskonnya
jangan cuma 5 ribu perak dooong !!!!

info buat temen2 semua, buat gue buku lo boleh lah.. pantas di
beli...pantas di koleksi..... eh tentu aja pantas -tepatnya bagus- untuk
dibaca dan di renungi...
gue sendiri Insya Allah mau beli satu lagi buat ngasih ke sahabat di
kantor.....
design depannya by DaTum juga bagus kok dan !! kapan2 bikinin design untuk
box kue2 gue ya ... (hahahaha... )

sekian resensi dari korban pertamanya Prass-Uti..

Riri Satria


http://www.ririsatria.net/2008/ 05/01/provokasi-by-prasetya-m-brata/


Yesterday, I got a book from my friend, Prasetya M. Brata, and this is his first book, titled "Provokasi" or "Provocation" in English. Thank you PRass ! This is a compilation of his various articles published on his blog. PRass is a friend, a nice person to discuss with, and also business partner.

From his blog : "Saya sendiri juga baru jadi penulis pemula. Buku ini adalah karya perdana ... "Pasang niat, duduk di depan laptop, baca 'Bismillah', lalu ketik huruf pertama, nanti kan jadi buku ..." (Prass' blog .. click here)

I knew him a few years ago as a marketing person, with lots of marketing ideas. That was when I was assigned as consultant for strategic management process at AJB Bumiputera 1912, the eldest and largest life insurance provider in Indoensia. He is a lecturer in marketing management at Master of Management program University of Indonesia. Then Prass promoted to become the Chairman of Dharma Bumiputera Foundation, and I guess he is the youngest chairman that ever be there in the history. That is why, sometimes I call him as "Mr Chairman".

I could see a shifting process in his life, from a systematic marketing guy to a mental or mind provocation guy, where hypnosis, NLP, etc, are the main focus now. A few years-ago, when I talk with him, I heard the words such as 'strategy', 'marketing', 'selling process', etc ... but how, I hear "mental model", "unconscious mind", etc ...Wow Man, what a great shifting !

I believe this is a process for Prass to find the most fundamental aspects to made life more beautiful, more meanings, and to improve the life itself ... I enjoy reading this book, and found that Prass has something to say to make everything in life is getting better and better ...

Congratulations Prass ... and again, thank you for the book ... and we are waiting for the next ones, ... good luck Prass !

Yudistira S. Aji Soedarsono


Email kam-net@yahoogroups.com
Friday, 16 May 208

asww,
salam hangat

Buat temans yg tidak ikut acara launching buku PROVOKASI, saya beritakan bahwa tadi malam adalah acara launching yang HEBAT!

Selain bukunya hebat, pengarangnya hebat, penerbitnya juga hebat, apalagi yang datang, hebat2.

Komentator resminya : Kang Jalaluddin, Bung Andrias Harefa, Mama Ira Maya Sopha, dan yang lebih hebat, Mas Kiman sang OB asli..

Meskipun terancam oleh mendung, tapi kata Bung PRASS, "Yakin aja, nggak hujan!". Maka, alhamdulillah nggak hujan, karena acaranya di taman yang semi open.

Yang asyik waktu para komentator ngomong:
Andrias Harefa bilang, "Ini buku gila! Cuma gini aja kok ya diterbitkan! Tulisannya pendek-pendek, satu atau dua halaman tiap bab.."

Ira Maya bilang, "Awalnya biasa aja waktu baca, tapi pas udah ditengah ada yang bikin tergugah.." (aku baru tahu klo Prass ternyata teman SMPnya Ira Maya).

Kang Jalal lebih banyak cerita tentang pertemuannya dengan Prass dan tentang Hipnosis. Dia bilang, "Saya muridnya mas Prass, dalam hal hipnosis, tapi murid yang paling sering mbolos.."

Mas Kiman cerita bahwa ketika dia diminta membaca buku ini pertama kali, dia bilang, "Pak Prass, nggak salah ini saya harus kasih komentar?"

Mas Kiman terlihat gugup soalnya duduk di samping Ira maya..

Pokoknya seru!

Saya cuma numpang satu pertanyaan tadi malam, "Tanggal berapa buku keduanya terbit?"
Prass bilang sambil nunjuk ke saya, "Wah .. itu provokator nomor satu!" :-)

Saya jadi ingat waktu kuliah dulu, senengnya nyari seminar yang gratisan di seputar kampus. Trus, nanti kalau ikutan seminar, ada satu rumus yang sy pake : SATU seminar harus bertanya SATU pertanyaan. Jadi harus ambil posisi yang strategis buat bikin "goal".

---- cut -- other topics

Lutfi Sriyono


Thursday, 15 May 2008.

buat : prens yg mo diprovokasi Prass ntar malem.

Ass, ane setelah baca undangan Prass jadi inget masa lalu kira-kira tahun 88 dimana Prass waktu ngajuin paper ujian kenaikan dari Penegak Bantara ke Penegak Laksana. Papernya berjudul Usaha Perbaikan Dalam Menangani Ujian Kenaikan Tingkat Penegak Bantara di Gudep Jakarta Selatan 1385-1386.

Yang hebatnya sejak dari SMA doi udah tertarik masalah motivasi, coba baca sedikit pendapat doi waktu itu : "pada hakekatnya ujian bantara di gudep 1385-1386 merupakan sarana belajar bagi yang terlibat di dalamnya. Penguji menguji adalah belajar, dan peserta ujian melaksanakan ujian adalah belajar pula, karena ujian tersebut tidak satu arah, ...." Bagi gw pribadi tulisan Prass sangat berharga en ampe hari ini masih gw simpen buat bahan ngebina di gudep lainnya (satya ku darmakan .... darma ku baktikan).

Yang diatas emang ngebuktiin Prass udah sejak jadul menyukai dan terus memperdalam masalah motivasi, so ... slamet atas penerbitan bukunya yang mo dirayain di Omah Sendok, dan kite-kite bangga setelah Aji ada Prass buat yang laen Insya Allah nyusul.

Wass.

Mellya Handayani

PROVOKASI PIKIRAN
Bedah Buku
Wednesday, 23 July 2008
http://bahanamahasiswa.org/index.php?option=com_content&task=view&id=430&Itemid=2


Mungkin ketika mendengar kata provokasi anda langsung berpikir tentang cara mempengaruhi pemikiran seseorang. Provokasi secara harfiah berarti menyulut. Prasetya M. Brata sang penulis buku yang berjudul Provokasi bisa menyulut api pikiran anda. Kisah-kisah kecil dan sederhana dirangkumnya menjadi sebuah pemikiran, langsung dapat kita simpulkan sendiri. Kalimat sederhana dan mudah dicerna, bisa membuat anda mudah tuk memahami setiap rangkaian peristiwa. Alur ceritanya pun sangat runut.

Manusia dalam pandangan Brata, dinilai dalam bentuk pengalaman pribadinya. Peristiwa yang biasa terlewatkan begitu saja oleh sebagian orang, malah dimaknai dengan sangat rinci oleh Brata. Seperti prasangka kita terhadap orang lain yang seharusnya tak perlu ada dalam pikiran kita. Atau kisah-kisah pilihan hidup dan resiko pekerjaan yang sering kita anggap sebagai musibah malah berubah menjadi anugerah. Hal itu menurutnya tidak mesti disikapi dengan buruk bahkan menjadi beban pikiran manusia.

Buku ini mendeskripsikan tentang realita peristiwa dengan pemikiran yang berkecamuk dalam manusia. Ia menamainya “Internal Pemikiran”. Meski pengalaman yang disajikannya berbeda, namun tetap dalam satu benang merah.

Sayang buku ini hanya berhenti pada pemikiran deskripsi yang ia rasakan saja. Sehingga pembaca hanya digiring ke dalam peta internal pemikiran sang pengarang buku.

Dalam buku ini ia berpesan, bahwa setiap pemikiran buruk yang ada dalam pikiran kita, merupakan ciptaan yang berasal dari diri kita sendiri. Provokasi juga menyadarkan bahwa peta internal manusia berada dalam diri manusia tersebut. Selamat membaca!

D Radio 103.4 FM










Laporan: Denok/Ghani/Nuning

[''Djakarta Pagi Ini'' Senin-Jum'at, 06.00-08.00 WIB & Sabtu, 06.00-09.00 WIB]

D listener, pagi ini kita semarakkan dengan bahasan JP tentang afirmasi provokasi, bersama Prasetya penulis buku Provokasi hingga jam 8 nanti, ditemani Gani dan Denok. Bila kita sudah memberi makanan fisik yang baik, kita juga harus memberi makanan positif untuk diri kita dengan kalimat kalimat mendukung yang juga positif yang akan menimbulkan semangat dan rasa percaya diri.

Jangan ijinkan siapapun melukai / menyakiti diri kita dengan kata kata mereka. Karena pikiran adalah Anugerah Tuhan yang harus kita optimalkan. Ada cara untuk mengafirmasi diri yaitu dengan melakukannya, karena melalui pengalaman, kemampuan kita mengafirmasi akan semakin meningkat. Bila kita mampu yuntuk merefleksikannya maka kita akan menemukan learning point.

Perbaiki diri kita dengan memperbaiki pikiran2 kita, secara otomatis hokum tarik menarik akan bekerja, alam akan memberi kita yang baik pula, kita akan menjadi magnet yang dapat menarik apapun dengan memperbesar kompetensi diri kita sendiri. (nuns)



Narasumber : Prasetya Brata

Samudro

SMS, 11/8, 07:11

Ass.Wr Wb, setelah baca buku dik Prass, yg ditulis perdana, eh kebetulan sy juga spndpt dg pndpt Kang Jalal bhw kebnykn kita lebih berorientasi berlebhn pd fiqih/ritual, smtra ajaran etika & moralnya ditinggalkan. Dmkn juga dgn pengalaman Bu Pam (almh) mngnai past life dan jga guru kehidupan lain spti Cak Nur (alm), dgn banyak guru-2 kehidupan, berarti Dik Prass bisa disebut seorang Perennialist. Wass.

H. Firdaus

SMS, 14/6, 20:15

Ass.p.Pras&Kel. smoga slalu dlm lindungan Allah SWT. stlh sy baca buku anda ada korelasi antara hikmah sy & sugesti anda namun sy blm bisa menggabungkan 2 unsur tsb. Alhamdulillah skiranya bpk sudi menunjukkan cara konsentrasi baik bila dalam tekanan hidup & saat yg kritis. trimksh

Moh. Arif Thamrin

SMS, 29/5, 08:52

Tpt waktu & sdg diperlukan kehidupan umat, gelitikan jeli & kemahiran 'bersepeda' perdalam Provokasi... Urat bangga atas kelihaian menuangkn pengalaman penuh makna. Teruskan + teriring do'a. Kata orang, 'life begins at 40' & good luck.

Berly (2)


Berly's Reviews @ his friendster, posted 5/21/2008

(lagi2 dalam bahasa, secara gw jarang baca buku bahasa Indo kalau ga kepepet.. hehe)
Buku yang fantastis utk pengembangan diri, perlu sekali dibaca, dan akan banyak membawa manfaat tidak saja bagi diri sendiri namun bagi masyarakat secara umum. Terutama di masa sekarang, dimana bangsa ini sedang mengalami krisis identitas akut dan dekadensi pola pikir yg kronis.

Sekali mulai baca, susah utk berhenti sebelum habis. Gw aja baca 4 jam non-stop sampe kurang tidur.. hehe dasar gw org katrok..

Gaya bahasanya sangat gamblang dan 'kini' jadi pasti ga susah utk dicerna. Dihantar dalam bungkus cerita2 dan pengalaman pribadi yg sangat mengena.

Ini membuktikan bahwa gw masih harus banyak belajar lagi utk bisa 'memasarkan' dengan teknik yg lebih jitu. Trims Pak Pras, sudah menghabiskan waktu saya utk sesuatu yg sangat inspiratif. Saya tunggu karya selanjutnya yg lebih canggih lagi ya. Sukses!

Berly

@friendster comment, 21 Mei 2008

(baru plg dr gramed lgsg ngebut baca smpe kelar skrg lgsg isi testi jam 2 pagi, huehuehue)

Dan hasilnya : Luarbiasa!!

Kalau ada yg menganggap judul 'provokasi' terlalu bombastis, maka menurut saya Pak Prass ini justru sedang merendah. Lha iya, karena buku ini lebih dari sekedar itu! Thanks utk telah me-refresh kembali pikiran saya, Pak.

Baca, dan rasakan...

Gaya bahasa dan tuturnya yg ringan membuktikan Bapak ini seorang marketer yang piawai, tahu sekali target pasarnya serta bagaimana 'pacing'nya. Kelihatan sih seperti gak terstruktur sama sekali, namun justru dibaliknya tersirat pola yang dahsyat dan brilian. Kadang intensi-nya dibiarkan mengalir dengan jujur, namun dibungkus sedemikian agar 'cantik'.

Buku ini sebuah karya yang matang secara konsep walau dikerjakan dalam waktu singkat. Pasti sukses, dan entah kenapa saya yakin sekali Pak Prass pasti akan mengagendakan seri lanjutannya (^_^)

Gak percaya? Itu pasti karena anda belum terprovokasi!

P.S: eniwei baswei, saya jadi tahu kenapa dulu bapak suka tugas MP saya. makdarit, hadiah modal tabungan beli mercy nya kudu saya balikin... karena itu artinya bapak subyektif... hehe. tapi nanti kapan2 aja kalo inget ya... hahaha

Dias

@friendster, 22 Mei 2008

wadouh pak.....
Makasih banget udah mau nge-add saya...!!!
Suatu kehormatan bagi saya di-add sama orang sepinter Pak Pras.....
Padahal saya cuma anak klas 3 SMP yang masih nggak tau apa-apa......
Bukunya keren abiez.....!!!
Udah bikin pikiran saya muter-muter.....
Skali lagi, terimakasih Pak!!!

PRO
VOK
ASI

is Great!!!

Galuh aka Meena

@ Uti Brata 's friendster, 2 Mei 2008

btw, kmrn tadi lagi sakit n bengong nyoba baca bukunya mas Prass. And you were right! I cry when reading the chapter about Raihan. Good book, nice thoughts.

Ga rugi deh dapet bukunya mas Prass. Tapi...psssttt jangan bilang2 dia ya, takut geer (^_^)