Wednesday, September 8, 2010

Ryan Widyanto


"Jangan percaya dengan apa yang saya katakan sebelum anda membuktikannya sendiri ... !"


Kata-kata tersebut akhir2 ini menjadi lebih akrab di telinga saya. Sebuah kalimat penutup dari sebuah acara bertajuk 'Provokasi' dari sebuah radio di jakarta yang di relay oleh radio di daerah saya. Awalnya bukan sebuah kesengajaan sebenarnya, tetapi lebih karena dorongan dari istri saya yang secara kebetulan harus bertugas merelay acara tersebut.

" Acaranya bagus Yah, pokoknya Ayah harus denger " itu yang dikatakannya kepadaku beberapa waktu yang lalu. Mungkin karena ia tahu betul kondisiku yang seringkali harus menjadi 'tempat sampah', serta keinginanku untuk lebih banyak 'berbagi'. Maka demi memenuhi amanah istri tercinta, sayapun menyempatkan untuk menyimak acara tersebut.

Berbeda, begitulah kesan pertama yang saya tangkap, kalo tidak mau disebut aneh.Seorang narasumber yang menyebut dirinya Provokator, selalu mengawali dan menutup acara dengan menyanyi diiringi gitar yang ia mainkan sendiri. Jangan berharap akan terdengar merdu, kadang suara bahkan sering gak sinkron dengan permainan gitarnya. Anehnya lagi, kadang dengan tertawa lepas ia mengakui bahwa ia baru saja mempelajari lagu dan kord gitarnya, karena ia ingin menyesuaikan dengan tema yang akan dibahas. Tapi yang justru sangat menarik bagi saya adalah kalimat penutup yang selalu ia sampaikan, "Jangan percaya dengan apa yang saya katakan sebelum anda membuktikannya sendiri ...!".

Narasumber yang aneh, begitu pikir saya.Sementara banyak orang dan pembicara yang ingin dan berusaha mati2an agar kata2nya dipercaya, ia malah minta agar jangan dipercaya. Aneh kan namanya? Saya akhirnya memutuskan untuk tidak mempercayai apa yang selalu dikatakannya pada setiap acara Provokasi, setidaknya begitu rencana dan keinginan saya. Namun menariknya, itu justru membuat saya penasaran untuk mencari tahu dan ingin membuktikan kebenaran dari kata2nya. Kebenaran dari setiap materi yang setiap kamis malam selalu beliau sampaikan. Dan ternyata, apa yang beliau katakan sebagian besar telah saya buktikan dalam pengalaman dan perjalanan hidup saya. Kalau sudah begini, tentunya tidak ada alasan lagi bagi saya untuk tidak mempercayainya bukan?!

Saya pada akhirnya justru menemukan hal menarik dari kalimat ini. Sebuah fenomena yang sengaja dimanfa'atkan sebagai sarana untuk provokasi. Pas banget dengan nama acara dan sebutan untuk narasumbernya, Provokasi dan Provokator. Bukan sebuah rahasia lagi, kita cenderung merasa penasaran pada sesuatu yang dilarang, sesuatu yang secara terbuka dilarang untuk dilakukan. Seringkali, kita justru secara diam2 berusaha melakukan apa yang sesungguhnya dilarang. Alam bawah sadar kebanyakan kita secara otomatis merasa penasaran terhadap sesuatu yang dilarang, kemudian mencari tahu, dan bahkan melakukan secara diam2. Terkadang, sekedar untuk memuaskan rasa ingin tahu dan penasaran terhadap sesuatu yang dilarang. Dan itu yang sepertinya dengan sengaja beliau lakukan, dan berhasil. Setidaknya pada saya dan menurut pandangan saya. Beliau sengaja memancing kita agar melakukan sesuatu (tindakan) yang pada akhirnya mengarah pada kebenaran kata2nya, yang pada akhirnya memaksa kita untuk percaya. That's it. Ternyata itu adalah kuncinya.

Makna lain yang saya tangkap adalah pesan beliau agar kita tidak dengan mudah percaya pada seseorang, apakah dia seorang Provokator atau yang lainnya. Kebanyakan kita memang cenderung langsung percaya pada seseorang yang kita anggap sebagai orang hebat, pembicara publik, terkenal, punya teman di fb banyak (bahkan sampai 2 account), statusnya selalu bagus dan lain sebagainya. Tidak percaya bukan berarti curiga. Kita hanya perlu berhati-hati dan melakukan cross check sebelum akhirnya kita percaya, dan bukan percaya begitu saja tanpa kita tahu pasti siapa dan apa yang kita percayai. Apalagi di jaman dimana jarak bukan lagi penghalang untuk silaturahmi, kita akan dengan mudah bisa berkenalan dan berinteraksi dengan siapa saja dan darimana saja serta dari latar belakang apa saja. Tapi apakah data yang ada itu benar semua adanya? ada baiknya anda lebih berhati-hati dalam menentukan apa yang anda percayai. Dan akan lebih baik anda percaya setelah anda membuktikannya sendiri.

Di akhir tulisan ini, saya ingin meminta anda agar tidak terlalu percaya dengan apa yang banyak orang katakan tentang saya. Apalagi untuk anda yang hanya mengenal saya lewat fb, web, ataupun tulisan2 saya. Anda sebaiknya mencari tahu dulu tentang saya dari orang2 yang secara langsung pernah mengenal saya, agar anda tidak merasa tertipu oleh saya. Tulisan ini saya tutup dengan meminjam kalimat dari pak Prasetya M Brata, dengan sedikit penyesuaian, Jangan percaya dengan apa yang saya tuliskan sebelum anda membuktikannya sendiri ...

Tetap Positif,

Terus Semangat !!!

NOTE : Ma'af pak Pras... ryan tetap tidak akan percaya terhadap kata2 pak Pras, kecuali yang sudah bisa ryan buktikan.

Sumber : http://www.facebook.com/profile.php?id=100000005982432#!/note.php?note_id=473402833318

No comments: