Friday, November 14, 2008

Lydia Azmi

Friday, November 14, 2008 1:52 AM
From:
To:pmbrata@yahoo.com


mas prass...

mas hari ini aq senang karna aq berhasil membuat temanku yakin bahwa buku provokasi itu bagus.
temanku dengan sengaja membangunkan aq jam 3 dini hari hanya ngasih tau klo buku yang sedang dibacanya itu bagus. dan dia memutuskan akan memberikan buku provokasi dihari ulang tahun ayahnya.
huray... senangnya. mas kpn buku berikutnya? ditunggu...

salam,

aya

Tuesday, November 11, 2008

Ika Pratiwi

http://ika-pratiwi.blog.friendster.com/

Bedah Buku : PROVOKASI

Filed Under (Uncategorized) by ika-pratiwi on 08-07-2008

Untitled1
Judul Buku : PROVOKASI
Menyiasati Pikiran, Meraih Keuntungan
Penulis : Prasetya M. Brata
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008
Tebal Buku : xxix + 245 halaman

"Sombong adalah kotoran yang paling banyak dan paling mudah menempel. Kesombonganlah penyebab Iblis keluar dari Surga dan dilaknat Tuhan selamanya."

Petikan kalimat di atas merupakan salah satu kajian dari buku yang berjudul : "PROVOKASI Menyiasati Pikiran, Meraih Keuntungan" hasil karya Bp. Prasetya M. Brata (dengan nama panggilan : Prass). Alhamdulillah…aku mendapat kesempatan untuk membaca buku Provokasi, yang "dihadiahkan" oleh Bp. Prass sendiri melalui Ibunda saat peluncuran perdananya pada tanggal 26 April 2008 di Cisarua Bogor-Jawa Barat.

Untitled2
Sampul buku yang berwarna hitam membuat kesan menarik dan penasaran, karena sangat jarang sampul buku bertema Psikologi yang berwarna hitam pekat. Seperti yang diketahui pada umumnya, warna hitam mengandung arti : Misterius dan Berwibawa. Judul bukunya sih…seperti suatu bacaan yang "berat", padahal setelah dibaca lebih lanjut, seperti sedang membaca sebuah novel.

Bahasa yang disajikan sederhana, mudah dicerna dan tidak misterius, namun bermakna sangat dalam hingga ke lubuk hati. Terkadang ada sindiran halus yang membuat kita berpikir untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa (walaupun kelihatannya hal yang sepele).

Selain itu, Bp. Prass menganjurkan para pembacanya, sebelum mengadakan reuni teman-teman sekolah ada baiknya memvisualisasikan dalam pikiran untuk memiliki perasaan positif kepada semua teman, seperti bertemu teman-teman baru yang menyenangkan semua. Hmmm, tipsnya boleh juga nih…..untuk diterapkan langsung ke semua teman!

Buku Provokasi berusaha memprovokasi para pembacanya untuk menyadari bahwa setiap peristiwa dalam kehidupan sehari-hari akan mendapatkan hasilnya di kemudian hari. Jika kita mengalami hal yang kurang berkenan di hati, segeralah untuk beristighfar (memohon ampunan kepada Sang Pencipta) dan intropeksi diri, agar mendapat kehidupan yang lebih baik lagi. Dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mengatasi segala masalah yang dihadapi.

Mang Kumlod


http://ipk4cumlaude.wordpress.com/2008/10/24/jangan-bayangkan/

24 Oktober 2008

Jangan Bayangkan

Diarsipkan di bawah: Motivation — mang kumlod @ 7:38 am

Para blogwalkers yang terhormat, saya minta tolong. Tolong jangan dibayangkan. Sekali lagi, jangan dibayangkan. Mengerti kan? Ya, jangan bayangkan pernyataan saya ini:

Ada seekor gajah perempuan. Di telinganya dipasang pita kupu-kupu pink. Gajah ini sedang berpose dengan satu kaki depan terangkat. Belalainya diangkat ke atas. Lidahnya dijulurkan ke bawah.

Baiklah. Terima kasih anda ga membayangkan gajah tadi. Eh benarkah anda ga membayangkan gajah itu? Ga percaya saya…. :mrgreen:

***

Prasetya M Brata dalam kapsul provokasinya di SMART FM bercerita tentang pengaruh pernyataan negatif. Manusia itu ga bisa dididik dengan pelajaran negatif: jangan, tidak atau bukan.

TV dengan sinetronnya adalah contoh yg sangat jelas mewakili pelajaran negatif ini: adegan kekerasan, hamil di luar nikah, membentak orang tua, anak SD saling benci. Ketika orang2 protes atas tema sinetron yang ga mendidik, produsernya bilang kalau dia juga sesungguhnya sedang mendidik masyarakat dengan sinetronnya. Mendidik untuk TIDAK melakukan adegan2 itu. JANGAN melakukan adegan kekerasan, JANGAN hamil di luar nikah, JANGAN bentak orang tua, JANGAN saling benci. Nyatanya yang DIJANGAN-JANGANIN malah marak terjadi.

Saya salut sama Deddy Mizwar. Dia bilang kalau dia ga mau mempromosikan kekerasan dalam pelm or sinetron yg digarapnya. Memang bikin cerita itu gampang. Bikin aja tokoh antagonis yang super jahat melawan tokoh yang super baik. Di akhir cerita, yg baik yg menang. Nah, hebatnya Deddy Mizwar itu bisa membuat cerita tanpa tokoh antagonis tapi tetep seru… Begitulah seharusnya kisah sinetron/pelm.

OK balik lagi ke topik kita. Orang-orang yg demo PROTES sinetron ga mendidik juga seharusnya melakukan demo PRO sinetron yang baik.

Jadi, ganti kalimat negatif menjadi positif. Ganti kalimat JANGAN BERISIK menjadi diam. JANGAN NAIK menjadi turun. JANGAN BERKELAHI menjadi berdamailah. JANGAN KORUPSI menjadi korupsilah… Loh?


14 Tanggapan »

  1. setuju Mang… mari berkata positif !!!

    Setuju…, Setuju…, Setuju

    Komentar oleh gbaiquni — 24 Oktober 2008 @ 9:45 am

  2. wah seperti motto saya berfikir positif…

    Komentar oleh knowvie — 24 Oktober 2008 @ 12:04 pm

  3. so….
    positip tingking,
    positip doing,
    positip saying,
    positip …
    pokoknya yang positip-positip aja….

    Komentar oleh ekopH — 24 Oktober 2008 @ 12:38 pm

  4. dah lama sekali ndak nonton sinetron …. barusan baca blogger yg mengeluh soal sinetron2 di tanah air …. terakhir dulu nontonya sinetron tersanjung

    Komentar oleh Elys Welt — 24 Oktober 2008 @ 1:05 pm

  5. jd kebayang kekerasan pelajar sampe yg cewek2 segala ikutan. duuuhh………….

    Komentar oleh jingga — 24 Oktober 2008 @ 2:12 pm

  6. #gbaiquni
    berkata positif mah atuh begini: positif positif positif positif…… :mrgreen:

    #knowvie
    Mottonya bagus…
    Jadi inget dorama My Boss My Hero…

    #ekopH
    Betul…. apapun harus positip, Ko….

    #Elys Welt
    Wadoah tersanjung, Ibu gw banget… Tersanjung session terakhir malah jadi sinetron gelut (masih inget aja gw…:lol: )

    #jingga
    Itu mah jelas ngikutin yg di tipi2… Kasihan banget mereka…

    Komentar oleh Mang Kumlod — 24 Oktober 2008 @ 4:14 pm

  7. Be positif!!!!

    Komentar oleh a3u5z1i — 24 Oktober 2008 @ 7:13 pm

  8. hmm besok ada nonton bareng dengan deddy miswar nih di tokyo….

    Komentar oleh emiko — 24 Oktober 2008 @ 7:21 pm

  9. Kalo JANGAN di ganti dengan BISA TIDAK gimana Mang

    Komentar oleh namakuananda — 24 Oktober 2008 @ 8:00 pm

  10. setuju, gaya tarik menarik berlaku dalam jiwa kita … ketika hanya positive yang berjalan maka hasilnya juga positive :)

    Komentar oleh Rindu — 26 Oktober 2008 @ 3:53 pm

  11. ngeliat bagian awalnya…
    *bener2 ga’ ngebayangin gajahnya kok

    Komentar oleh visakana — 28 Oktober 2008 @ 9:47 am

  12. #a3u5z1i
    Yo’a. Be positif!!!!

    #emiko
    Woah senang sekali… gw aja belum pernah ketemu…

    #namakuananda
    Ga bisa! Hehehe…8x
    Bergantung tipe orangnya sih menurutku: sanguin, korelis, phalmatis atau melankolis (tul ga?)

    #Rindu
    The power of attraction

    #visakana
    Hebat sekali bisa meminimumkan fungsi otak kanannya…

    Komentar oleh Mang Kumlod — 28 Oktober 2008 @ 10:09 am

  13. Setuju………

    Komentar oleh mamas86 — 28 Oktober 2008 @ 2:35 pm

  14. Jadi, ganti kalimat negatif menjadi positif. Ganti kalimat JANGAN BERISIK menjadi diam. JANGAN NAIK menjadi turun. JANGAN BERKELAHI menjadi berdamailah. JANGAN KORUPSI menjadi korupsilah… Loh? –> ini kayak ngingetin anak umur 2 taun..ga bisa diaksih kata “JANGAN” nanti malah dilakukan haha..jadi emangnya masyarakat sekarang..mandek perkembangannya dari umur 2 tahun?plis semoga enggak ya haha

    Komentar oleh saskhyaauliaprima — 29 Oktober 2008 @ 9:48 pm

Sonny or SQF Management ?




http://www.queenfireworks.org/forum/viewtopic.php?t=160
http://www.friendster.com/review.php?action=all&uid=7905339

Posted: Fri May 16, 2008 8:25 pm
Post subject: PROVOKASI ; Prasetya M Brata, GPU-2008


Menemukan buku ini adalah sebuah pengalaman lain tentang kekuatan pikiran (The Law of Attraction) yang banyak disinggung dalam dua buku yang sebelumnya saya baca “The Secret” dan “Quantum Ikhlas”.

Dengan cover yang hitam legam dan judul yang mencolok, buku ini segera menarik perhatian saya ketika sedang gundah akibat angka penjualan yang mendadak anjlok terkait isu kenaikan BBM, sikap atasan yang ‘mentang-mentang boss’, dan sejumlah persoalan lain yang menumpuk. Dengan niat akan membeli buku pertama yang menarik, apapun judulnya dan siapapun pengarangnya, pada suatu malam saya berbelok arah memasuki Toko Buku Gramedia. Berharap buku yang akan saya beli tersebut bisa menjadi obat penawar segala kegelisahan.. Nama penulisnya Prasetya M Brata, masih asing bagi saya, tetapi kutipan komentar dari Jalaluddin Rahmat, Rheinald Kasali, Dwiki Dharmawan dan Ira Maya Sopha di back-cover tampaknya cukup meyakinkan.

Buku setebal 244 halaman ini adalah kumpulan essay dari penulisnya mengenai betapa hidup ini sebenarnya lebih ditentukan oleh bagaimana pikiran dari masing-masing kita memandangnya. Sebagian besar adalah kisah-kisah yang dipetik dari pengalaman penulis sebagai seorang dosen, trainer, praktisi hypnotherapy. Dengan gaya bahasa yang ringan dan terkadang ‘centil’, beliau mengajak kita mencerna ulang dan memaknai moment dalam hidup, memandang semua kejadian dengan perspektif baru yang lebih ringan, rileks dan arif. Mengutip Kang Jalal, buku ini membimbing kita memahami hakekat ikhlas, sukses, bahagia dlsb tanpa merasa digurui. Sering kali saya mengakhiri membaca sebuah topik sambil tertawa dan bergumam “Benerrr… !“

Karena panjang setiap tulisan rata-rata hanya 2-3 halaman, saya sangat merekomendasikan buku ini menjadi teman mengisi waktu menunggu jadwal kereta, menunggu giliran di antrian dokter gigi, atau sambil menunggu selesainya proses hair-coloring di salon langganan.

_________________
kalo bisa dapat yg asli, ngapain juga beli yg bajakan.. Smile

PostPosted: Thu May 22, 2008 3:25 pm Post subject: Reply with quote

buku bagus yang sangat layak dimiliki di hari gini Smile

PostPosted: Sat May 24, 2008 5:38 am Post subject: Reply with quote

gw demen banget nemu buku kayak gini. thanks for sharing......

Imelda Coutrier Miyashita

http://imelda.coutrier.com/2008/08/27/aku-tidak-mau-pergi/


Aku tidak mau pergi!

Hari ini Riku pertama kali ke TK setelah liburan panjang di Jakarta. Seharusnya sejak hari Kamis minggu lalu. Tapi aku lupa! Aku pikir baru mulai hari Senin tgl 25. Setelah hari seninnya, baru aku liat kertas pengumumannya ternyata sudah sejak hari Kamis lalu…. Ada acara memecahh buah semangka, finger painting, berenang dan menonton film. Hanya 2 jam dari jam 9:30 sampai 11:30. Memang sih tidak wajib hadir. Tapi aku sudah mendaftar akan hadir jauh-jauh hari.

Hari ini temanya: Body painting. Jadi kemarin sudah ada telepon beranting yang mengingatkan untuk membawa CD dan handuk. Pagi jam 8 Riku sudah siap. Semangat sekali dia mau pergi karena dia tahu hari ini juga Tante Marikonya akan datang (duh udah kayak pacaran aja deh…. kemarin sudah bermain seharian —sampai aku marahin karena bongkar akuariumnya— jam 8 malam masih telepon juga ke Tantenya… dan…. main jankenpong (suit) di telepon !!! duh duh duh). Jam 9:10 Mariko san datang, dan Mereka langsung berangkat ke TK. Hari ini aku tidak usah mengantar Riku, digantikan Mariko san. Hmmm ada rasa kehilangan juga, tapi sekaligus kesempatan untuk membereskan rumah, terutama pakaian yang belum kering karena hari ini cerah sekali. Aku sampai nyuci 3 kali!.

Begitu Mariko san kembali ke rumah, aku siapkan makanan untuk Kai, dan aku naik sepeda ke arah stasiun untuk mengurus Bank dan belanja. Ternyata setelah dari Jakarta, baru hari ini aku keluar rumah sampai sini. Hmmm tidak ada perubahan yang berarti tapi…. ada satu toko sayuran yang murah, menempelkan kertas di depan tokonya, “Libur untuk waktu yang tidak ditentukan”. Ada apakah gerangan? Saya selalu curiga dengan perkataan itu, karena seakan-akan toko itu akan tutup.

Setelah dari Bank, aku sempat mampir di tempat penitipan anak “Baby Station”, untuk menanyakan tentang peluang untuk menitipkan Kai di situ. Ternyata di situ juga penuh. HMmm jelas lah, bulan september begini biasanya pasti sudah penuh. Jalan satu-satunya…. minta kesediaan Tante Mariko jadi baby sitter hehehe mumpung Kai mau sama Mariko san … Kai bilang ” mbakkkk… mau”. (ngga juga deh… soalnya tante Mariko sudah sibuk dengan pacara barunya…aku bisa titip Kai sebagai visitor di HImawari, tempat Riku dulu). Setelah belanja sayur dan buah-buahan aku cepat-cepat pulang karena sudah jam 11… Riku harus dijemput jam 11:30.

Sebetulnya aku ada janji dengan dokternya Kai untuk check up dan vaksin MR jam 2:30. Tapi karena Kai persis tidur dan sebelumnya ada kecelakaan kecil (lantai basah kuyup akibat kai main air yang dibawa Riku) jadi aku tidak siap pergi. Kepala juga rasa mau meledak karena aku masih harus siapkan perlengkapan yang harus dibawa Riku untuk pergi menginap besok. Semua perlengkapan harus diberi nama dan dimasukkan dalam kantong plastik terpisah-pisah. Pokoknya banyak banget aturannya. Sibuk deh. Aku batalkan dokter hari ini dan ganti jadwal ke minggu depan.

Nah… yang menjadi masalah adalah… tiba-tiba Riku menangis…

“Mama besok Riku tidur sendiri? ngga sama mama?”

“Iya sama teman-teman loh, dan sama Maiko sensei. Riku kan sayang pada Maiko sensei…. besok bisa sama-sama main dan sama-sama tidur loh”.

“Riku mau sama mama terus. Sama papa sama Kai. Aku ngga mau pergi”.

“Hmm Riku besok itu menyenangkan loh. pasti Riku lupa sama mama dan papa saking senangnya bermain dnegan teman-teman. Ada campfire nya juga loh. ”

Dia menunduk dan di pipinya bergulir air mata…..

Aku peluk dia erat-erat dan aku bilang,

“Biarpun mama tidak ada di depan Riku, mama selalu ada di dalam hati Riku. selalu. ”

dia masih diam

“Gini Riku bawa deh saputangan mama pakai minyak wangi mama… mau?”

“Aku mau bawa notesnya mama aja sama bolpennya”

“OK….! (sambil pikir anakku ini kok praktis banget —mirip ibunya — taelah.)

Alhasil, sampai dengan detik dia bobo malam ini, terus mengatakan aku tidak mau pergi,

tidak mau berpisah sama mama dan papa….

Semoga besok pagi, dia tetap mau pergi begitu bertemu taman-temannya di depan bis yang akan mengantar mereka ke gunung Tsukuba. Anakku yang berumur 5tahun pertama kali perpisah dengan orang tua dan menginap dengan orang lain yang bukan saudara. Tujuan dari sekolahnya memang bagus, anak-anak dilatih untuk bisa menjadi “mandiri”, karena bulan April nanti, mereka akan menjadi siswa kelas 1 SD.

Susah deh jika si Riku sudah dalam kondisi “nangis” begini. Karena sebetulnya beberapa hari yang lalu, Riku juga sambil menangis bertanya,

“Ma, kenapa sih mama selalu pikirkan Kai saja?”

“Kai kan belum bisa apa-apa Riku. Berdiri saja belum bisa. Jadi mama harus bantu kai. Riku sudah bisa semua sendiri kan? Jadi sekarang Riku memang harus sabar karena Mama terlalu banyak pikir Kai. Tapi kalau Kai sudah bisa apa-apa sendiri, pasti mama juga pikir Riku dan Kai yang sama besarnya. Sabar ya….”

“Abis waktu itu aku harus tidur di tempat A-chan sendirian. Papa ngga ada, Mama ngga ada…. lama lagi. ”

“Loh Riku, Riku sayang A-chan ngga? Waktu itu mama kan masuk Rumah sakit. Mama ngga bisa berbuat apa-apa. Mama di atas tempat tidur terus loh. Ngga bisa kemana-mana. Kalau Riku ikut mama, Riku pasti tidak dapat makan loh. Papa juga kerja. Jadi Riku tidak bisa tunggu di rumah sendiri kan? Nanti kalau ada pencuri masuk, dan bawa pergi Riku, Mama nangis loh. Jadi lebih baik Riku tinggal sama A-chan. ”

“Huh …coba Kai tidak ada, aku bisa terus sama papa dan mama…”

Keluar deh penyataaan itu. 4 tahun semua perhatian cuma ke Riku saja. Sekarang harus berbagi (untuk bukan berbagi suami…gubrak)

Susah juga ya mempunyai anak lebih dari satu. Tapi aku kemudian menjelaskan begini,

“Riku kalau Kai tidak ada susah loh. Riku terus jadi besar, ikut mama dan papa terus….. Tapi nanti papa mama kan juga jadi kakek-nenek (kayaknya sudah mulai deh hihihi) lalu meninggal. Kalau tidak ada Kai wkatu itu, Riku sendirian loh kesepian. Makanya Riku harus baik-baik sama Kai, dan berteman. Jadi kalau ada apa-apa dengan papa dan mama, Riku selalu ada temannya, Kai.”

“Riku mau terus sama mama… terus …”

Waduh gawat dong, padahal aku sudah berusaha dengan segala macam penjelasan, sampai bisa dimengerti.


emiko a.k.a Ikkyu_san I am just an ordinary woman, who live in Tokyo with my husband and two sons. I am a lecturer, translator, and a narrator as well. I like reading, photography, philately, blogging, singing, cooking etc Read more from this author


Posted under Catatan Harian * Diary * 日記

This post was written by imelda on August 27, 2008

Tags:

12 Comments so far

  1. KimiyoNo Gravatar August 27, 2008 11:32 pm

    Uhh, kawaii naa Rikuuu.
    Besok ya otomari hoiku..
    Aku masih ingat waktu aku otomari hoiku lho, samishii bangat walaupun ada teman2 dan sensei yang aku suka sekali.
    Jadi orang tua susah ya, kalau anak mandiri juga chotto samishii tapi kalau anak tidak mau jalan sendiri juga khawatir…
    Riku, ashita ganbatte ne, enjoy yak !

    makasih tante… Nanti Ao-kun kan juga begitu ya…. Kalo Ao udah gede, kita pergi yuuk ke thailand lagi hihihi (ahhh mending eropa yuuk… belanda belanda…. sayang opa “meletus” udah ngga ada)

  2. mang kumlodNo Gravatar August 28, 2008 2:02 am

    Wah susah yah jelasin ke anak itu. Kayaknya saya harus sekolah orangtua dulu nih…

    Ngga usah mang kumlot. di sekolah cuman diajarin teori… yang susah prakteknya.

  3. MelatiNo Gravatar August 28, 2008 2:40 am

    Karena Riku bisa menyampaikan perasaannya begini,hatinya dengan cepat bisa segar kemabali meskipun dia bingung terhadap perasaan yang mungkin baru dialaminya.
    Dan bisa mencegah juga sembelit perasaannya.

    Dia pasti bisa mengatasi kesepiannya besok dan sesudahnya dia bertambah percaya diri.
    Karena apa yang bisa diatasi Riku untuk pertama kalinya semakin bertambah pula.

    Semoga dia bisa menikmati malam yang pasti ramai dan seru dengan teman-temannya dan guru TK-nya.

    Amin.

  4. LalaNo Gravatar August 28, 2008 9:51 am

    Karena udah pernah lihat betapa manjanya Riku sama Mamanya, aku jadi bisa ngebayangin wajahnya waktu bilang, “Aku nggak mau pergi”… “Kenapa Mama selalu pikirkan Kai…”

    …kawaii sekali.. tapi pastinya, bikin orang yang melihat langsung tersentuh…

    Ah, Sistah.
    Penjelasan macam apapun sepertinya akan susah dimengerti buat anak seusia Riku. But hey, he got something to learn kan? Taruhan deh, ini karena dia lagi sensi berat menjelang acara menginap bersama untuk pertama kalinya… and I bet, he’s going to have a lot of fun!

    Salam buat Riku dan Kai, ya, Emichan…
    (sama si Andy juga.. hahahaha)

    …dipentung sama Om dan Abang karena Lala ganjen amat jadi perempuan! hihihi

    Ponakan ganjen sih, makanya om juga ganjen (kebalik yak?) anyway aku sudah sampaikan cium untuk Riku dan Kai…untuk Andy….sampaikan sendiri aja yah hihihi

  5. mastalNo Gravatar August 28, 2008 11:35 am

    ya jangan dipaksa tooohh :)

    setujuh mastal

  6. LalaNo Gravatar August 28, 2008 5:23 pm

    Tolong bilangin si Andy…
    dia mau ga?
    hehehehe

    udah tau gue jawabannya ….no way!!!

  7. Hery AzwanNo Gravatar August 28, 2008 6:29 pm

    Di foto muka Riku memelas gitu…Seolah tak mau dipisahkan sama mamanya.
    Di sini sang mama menghadapi dilema, antara pura-pura tabah membiarkan anaknya pergi atau terus mengeloni anaknya di bawah ketiak. Nah lho…

    bener bang… untung aku selalu pikir ini untuk kebaikan dia. pengalaman sejak umur 6 bulan riku kan harus aku titipkan. waktu 6 bl dia belum mengerti. waktu sekitar 1,5 th dia nangis terus…. aku terpaksa liat dia diseret masuk oleh gurunya. aku jg jadi ingin nangis. Sambil keluar penitipan itu aku membayangkan pikiran dia…”mama ngga sayang aku… mama tinggalkan aku dgn org 2 ini. knp mama tidak tanya aku suka atau tidak. kalau aku disuruh pilih aku akan pilih mama.” but, nak…. hidup itu kadang tidak ada pilihan. ada saatnya kita harus jalanin apa yg bukan pillihan kita.

  8. mang kumlodNo Gravatar August 28, 2008 7:47 pm

    Tapi kata Bapak Provokator Indonesia, Prasetya M. Brata, teori itu penting emiko-san. Kita bisa mengetahui banyak pengalaman orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Begitu kira2… Sekolah ah…. :lol:

    yup teori itu juga penting tapi tidak usah melulu didapatkan di sekolah. Ngga tau ya, saya condong ke deschooling society.

Kopral Kreeweel

http://kopral-kreeweel.blog.friendster.com/

Agar Vs Dengan

August 25th, 2008 by kopral-kreeweel

"Bagi anda yang sudah merasa sukses, silakan berdiri…" pinta saya kepada peserta pelatihan.
Seperti biasa, tidak ada satu pun yang berdiri. Kalaupun ada paling satu dua orang. Kemudian
saya tanya lagi kepada yang tidak berdiri.

Saya : " Jadi anda belum sukses?"
Peserta : "Ya".

Saya : "Kalau begitu kapan anda sukses?"
Peserta : "Kalau sudah mencapai apa yang saya inginkan".

Saya : "Jadi, apa yang anda inginkan?"
Peserta : "Ya.. Kesejaheraan, kebahagiaan…"

Saya : "Anda sejahtera dan bahagia kalau sudah apa?"
Peserta : "Sudah punya cukup uang, karier, keluarga yang bahagia…"

Saya : "Uang berapa yang bikin anda bahagia?"
Peserta "Hmmmm… satu milyar..! Dan saya sudah jadi direktur.."

Saya : "Jadi anda bahagia kalau sudah punya uang satu milyar dan jadi direktur?"
Peserta "Ya".

Saya : "Kapan anda punya uang satu milyar dan jadi direktur?"
Peserta : "Hmmmm… tidak tahu… ya akan saya usahakan secepatnya.

Saya : "Kapan secepatnya itu…?"
Peserta : "………….."

Saya : "Berarti masih lama… masih nanti-nanti..? …Jadi anda bahagianya nanti..?"
Peserta : "………….."

Saya : " Kalau saya ikuti definisi anda, bahwa sukses adalah bahagia karena mencapai apa yang
diinginkan, sekarang bolehkah saya bertanya.. adakah keinginan di masa lalu yang hari
ini sudah anda capai atau dapatkan..?"
Peserta : "Eh..,..hmm… sudah.."

Saya : "Mungkin anda ingin lulus sarjana-sudah tercapai. Anda ingin dapat pekerjaan-sudah tercapai. Anda ingin sepeda motor-sudah tercapai. Anda ingin punya anak-sudah tercapai. Anda ingin sehat-sudah tercapai… Kalau mengikuti definisi sukses menurut anda tadi, berarti anda sudah sukses dong?"
Peserta : "………….."

Saya : "Kalau anda baru bahagia kalau nanti sudah tercapai keinginan anda, berarti sekarang anda tidak bahagia dong? Padahal katanya anda sudah sukses mencapai apa yang anda pernah inginkan? ….Berarti mestinya anda bahagia bukan?"
Peserta pun terdiam

Saya : "Dengan begitu kapan anda bahagia?"
Peserta : "Sekarang….!!"

Saya : "Jadi, menurut anda, yang benar itu mencapai tujuan AGAR bahagia atau DENGAN bahagia?"
Peserta : "DENGAN bahagia….!!!!"

Saya tunggu sebentar
" Oke, sekarang saya tanya lagi. Siapa yang sudah sukses, silahkan berdiri…"
Kali ini seluruh peserta berdiri. Kalaupun ada yang ragu-ragu, akhirnya ia berdiri juga..

(disadur dari buku "PROVOKASI" karya Prasetya M. Brata)

bayu sez..:
Memang kebanyakan orang tuh (termasuk aq) mempunyai kecenderungan sifat yang tidak puas akan apa yang telah dimilikinya. Sehingga merasa kecewa apabila keinginanya tidak terkabul. Hal ini sudah aq alami waktu kmarin dipastikan aq g bisa ikut wisuda bareng tmen2. Rasa kecewa dan menyesal itu pasti ada, tapi ada hal yang g aq sadari bahwa aq kurang bersyukur atas apa yang tlah diberikan kepadaku. Yah.. walaupun g bsa wisuda tp aq dah bsa lulus.. Aq liat temen2 banyak yang masi ngulang mata kuliah.. Aq dah mencapai IP yang ditargetkan.. walaupun
mepet banget…
Mungkin kita sebagai manusia sebaiknya jangan cepat merasa puas tetapi harus pandai bersyukur atas apa yang telah diberikan kepada kita…. Sehingga kita dapat mencapai tujuan DENGAN bahagia….

he..he.. sok banget aq y….

SyUkUr…. Alhamduli4W1….

Tuesday, November 4, 2008

Opi S. Inayah

Email to pmbrata@yahoo.com, Mon, 12 May 2008
(telah disesuaikan penggunaan huruf besar dan kecilnya)

Nama saya Opi S. Inayah, salah satu supervisor Bumiputera yang mengikuti management training di Sabuga Bandung Jumat kemarin.

Saya sudah tamat membaca buku yang Pak Pras tulis. Wah .. bagus banget pak, saya sangat suka dengan isi dan kandungannya. Yang paling saya suka dan membuat saya kagum adalah kemampuan Pak Pras untuk menegakkan idealisme tanpa menimbulkan friksi dengan orang lain. Salut banget deh ...

Disamping itu, pertemuan dengan Pak Pras kemarin membuat saya merasa bangga menjadi bagian dari Bumiputera, dimana di dalamnya ada orang2 seperti Pak Pras. Maaf selama ini saya tidak menyangka kalau di Bumiputera. Selama ini saya pernah mengikuti seminar yang diselenggarakan untuk para marketer asuransi. Biasanya penyelenggaranya Ibu Ida Kuraeni, pembicaranya Pak Andreas Harefa, bapak James Gwee, dll. Tapi kali ini pembicaranya adalah Pak Pras yang asli orang Bumiputera dengan materi yang sangat bagus, the big WoW !

---- cut, topik lain

Wassalam,

Opi S. Inayah