Wednesday, October 8, 2008

Eyank

Wednesday, April 30, 2008 10:09 AM


Siang Pak….

Sebenarnya “Provokasi” terbit sewaktu saya harus puasa baca buku lain selain bahan2 perkuliahan dan itu sudah berjalan dua semester ini. Maka ketika istri saya memberikan tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata sebagai hadiah kelahiran saya pertengahan april lalu saya meminta beliau untuk membaca lebih dulu sampai nanti setelah final test awal juni, karena saya sedang berpuasa.

Tapi saya tidak bisa menolak “Provokasi” dari seorang Pras (walau hanya dari sebuah SMS promosi karya beliau) dan rasanya ada nuansa yang lain jika membaca karya seseorang yang kita kenal. Maka diantara kesibukan dan kemauan, akhirnya saya buka lembar demi lembar tulisan hasil karya Bapak.

Seperti SMS pertama yang saya kirim, saya agak dan sedikit terganggu (alias agak terlalu dimudahkan atau alias terlalu di ”Provokasi” ) dengan banyaknya tanda kurung diawal bacaan ini. (dan agar tidak terlalu terpengaruh dengan pendapat para ahli serta selebritis, saya memutuskan untuk melewatkan tanggapan mereka).

Judul demi judul sudah mulai mengalir dengan berkurangnya gangguan (wah rupanya SMS saya langsung terjawab... hebat Bapak ini), dari senyum, rasa bersalah, merasa tertinggal, ikhlas, syukur, optimis ..........,.......,........... hingga saya sedikit meneteskan pada menjelang halaman ketujuhpuluh. (huh, saya mulai kesal karena sudah agak menyukai bacaan ini yang berarti saya harus terus membaca dan saya seolah sedang mengikuti sesi pelatihan menggeser pola berpikir)

Didalam kereta ekonomi yang pastinya berdesak-desakan dan panas, dari Stasiun UI selesai kuliah, saya kembali membaca (dengan harapan sambil membaca ikut mem”Provokasi” orang lain.... Mohon izin untuk turut promosi komandan). Setelah Stasiun Bojong Gede penumpang sudah banyak yang turun, keretapun agak lengang dan saya mendapatkan tempat duduk. Selang beberapa saat masuk telepon dari istri saya dan setelah memesan beberapa keperluan rumah yang beliau butuhkan telepon diserahkan kepada anak2 saya. Sibungsu Idlan dengan riang dan bangganya melaporkan ”Ayah aku dapat bintang, (bintang adalah sebuah istilah yang dipakai TKIT Sholahuddin tempat anak2 kami sekolah, jika bacaan Qiroati murid lancar satu halaman) beliin aku Kura-kura ya.... ayahkan janji.....” Insya Allah jawabku. sementara anakku yang sulung, Sicantik Silmy dengan manja ”Ayah Bawain Silmy sate ya.... kakak lagi mau sate ayam nih.... (Loh kok ngga’ lapor dapet bintang ? Alhamdulillah, biasanya silmy memang selalu dapat bintang jadi mungkin tidak perlu lapor lagi) untuk permintaan ini juga saya menjawab... Insya Allah menutup telepon dan meneruskan mem”Provokasi”.

Sampai Stasiun Bogor setengah lebih sedikit ”Provokasi” sudah saya habiskan, dan mengingat beberapa pesan tadi yang tempatnya agak berjauhan satu dengan yang lainnya saya langsung ke parkiran untuk mengambil motor Prima’ 91 kesayangan saya (wah agak beda dengan Bapak ya... ) dan bergesas keluar. Seperti biasa kondisi lalu lintas depan Stasiun Bogor pasti semrawut dengan banyaknya angkot yang ngetem dan sayapun melakukan gaya selap selip diantara para angkot sampai pada satu kendaraan Kijang didepan saya tiba2 membuka pintu (entah karena apa, yang pasti logikanya seharusnya sudah terjadi kecelakaan yang disebabkan kesalahan kami berdua, saya yang selap selip dan pengendara Kijang yang membuka pintu ditengah jalan), meminjam istilah Bapak, seketika itupun timbul Reaksi Kimia yang bergelora di dalam tubuh saya dan berniat menegur sang sopir. Apalagi ternyata sang sopir termasuk orang yang tidak ”merasa bersalah” dan malah dengan garangnya menuduh saya yang bersalah karena mendahului dari sebelah kiri serta menghalangi dia yang ingin membuka pintu, HUHHHH tambah bergelora api nafsu amarah didada ini, nafas mulai tersengal-sengal, rasa panas mulai naik hingga kekepala.

Bapak mungkin sudah dapat menduga bagaimana kelanjutan cerita ini. Memang benar jika Api ketemu dengan bensin maka tidak dapat diragukan lagi hasilnya adalah sebuah kebakaran emosi di antara kepadatan lalu lintas, luapan amarah yang akan saling bertumbukan satu antar yang lain, namun..... Cut..... sepersekian detik tulisan2 Bapak seolah berseliweran didalam tubuh saya dan melakukan pertempuran antara hati, pikiran, emosi dan entah karena apa terlintas juga wajah dan senyuman orang2 rumah yang langsung berganti dengan pandangan sedih dan kecewa. Maka sayapun hanya terdiam (walaupun ingin rasanya turun dari motor, menghajar si sopir dan sedikit memberikan pelajaran dengan merusak mobilnya... dasar orang kaya), lalu meninggalkan sang sopir yang masih berteriak-teriak menantang saya...

Akhirnya saya memutuskan untuk kembali membeli beberapa pesanan orang rumah yaitu perlengkapan rumah pesanan istri, Kura-kura untuk Idlan dan Sate Ayam pesanan Silmy. Didalam perjalanan menuju rumah ada rasa lega didalam hati ini dan saya pun kembali mengingat dan membayangkan peristiwa satu jam yang lalu... mungkin saat itu saya sudah dianggap pengecut dan memuaskan hati sang sopir... tapi biarlah mungkin ini artinya saya tidak mengidap darah tinggi karena masih mampu bersabar dan bagi si sopir mudah2an merasa puas dan senang (dan artinya saya akan mendapatkan pahala karena sudah membuat orang puas dan senang) dan semua itu kecil sekali artinya jika saya jadi meneruskan niat saya untuk mengahajar si sopir yang kemungkinan hasilnya adalah :

kalau saya lebih hebat maka saat ini saya ada dikantor Polisi atau pos keamanan karena sudah berhasil mencederai dan merusak mobil atau kemungkinan lain saya sedang dirumah sakit karena malah dihajar habis2an, apapun itu jelas keduanya hanya akan memupuskan kebanggan idlan, kemanjaan silmy dan harapan istri saya dirumah dengan berita yang mereka terima dari kantor polisi atau rumah sakit. Akhirnya sayapun bisa tetap tiba dirumah dan mendapatkan pelukan hangat mereka..... (thank’s Bos....)

mengingat semua ini, seolah saya merasa memang sedang mengikuti sebuah pelatihan olah pikir sesi luar kelas. Dimana, motivatornya melalui media tulisan dan latihan praktis yang biasanya dilakukan didalam kelas dan dibuat sebuah skenario oleh Motivator, maka kali ini saya peroleh langsung dikejadian sehari-hari dan sepertinya hari ini saya sedang mengikuti Mid Test (mungkin karena sudah membaca setengah dari buku ini ) dan kalau itu yang terjadi... apakah saya lulus dalam ujian ini...? (apapun hasilnya... yang pasti saya masih bisa melihat orang2 yang saya cintai tersenyum...)

Pertanyaannya, apa yang akan saya hadapi setelah buku ini habis saya baca....?

Tambah :

Ketika hari minggu saya ke Gramedia Botani Square Bogor dan melihat ”Provokasi” ada sedikit rasa sayang :

  1. Gramedia tidak memprovokasi pengunjung untuk sadar ada ”Provokasi” karena hanya diletakan diantara beberapa buku2 baru. (tapi mungkin itu hak Gramedia yang menyamakan semua buku baru)
  2. Desain cover ”Provokasi” buat saya tidak memprovokasi pengunjung (alias kalau pengunjung tidak seperti saya yang memang agak sedikit sengaja mencari ”Provokasi” maka pengunjung akan tenggelam diantara buku2 lainnya, maka bagi saya idealnya cover lebih HOT!!! dan lebih mengundang...
  3. yang ini lebih bersifat pertanyaan : Apa ada rencana Bapak atau Gramedia untuk memprovok ”Provokasi” di luar, misalnya dikampus hijau tercinta...?
  4. Saya agak berharap.... pada setengah dari akhir buku ini akan ada cerita tentang atau kawan2 dari kampus hijau.... (senang rasanya bisa membaca sebuah buku dari orang yang kita kenal dan bercerita tentang komunitas dan tempat yang pernah kita jalani... wah Laskar Pelangi bgt ya....), atau malah tidak ada.... (oh mungkin dibuku selanjutnya....)


Dari Seorang teman....

No comments: