Tuesday, October 14, 2008

Riri Artakusuma (5)


http://ririe-art.blogspot.com/2008/06/
sang-provokator.html
5 Juni 2008


CEO yang juga "Sang Provokator" I

Sebelum jam makan siang, saya sempat dipanggil oleh HR Departement. Direktur HR tempat saya bekerja, Mba Ijah, begitu sapaan akrab beliau di kantor, memanggil saya. “Ri, buget kamu kalau jadi MC berapa?” seketika saya sumringah kegirangan.. dalam hati saya “asyik ada job ng-mc lagi". "ooo.. sekian lah", jawab saya. “waduh mahal banget ya” saut Mba Ijah, ketika mendengar buget saya kalau jadi MC. “Jangan mahal-mahal lah Ri, ini soalnya temen saya, dia mau launching buku judulnya provokasi”. Akhirnya setelah tawar menawar ‘harga” sekitar beberapa menit, kita menyepakati “harga” saya untuk menjadi seorang MC pada suatu acara launching buku berjudul “PROVOKASI”.

Selang beberapa hari, Mba Ijah memberitahukan saya nomer handphone sang penulis buku, yang bernama lengkap Prasetya M. Brata. Ketika kami berunding melalui telefon ingin bertemu untuk membahas konsep acara nya, bukan suatu kebetulan, Mas Prass, begitu biasa saya biasa memanggil sang provokator, kebagian jadwal untuk talkshow di radio tempat saya bekerja dalam acara “bedah buku” kerjasama penerbit buku terbesar di Indonesia, Gramedia, dan jadilah kami bertemu di studio.

Melihat mas Prass pertama kali, bukanlah kesan pertama begitu menggoda. Justru kesan saya pertama kali, beliau bukan orang yang banyak ngomong alias pendiam. Tapi ternyata?! Nggak juga tuh. Siapa yang menduga, orang yang saya sangka pendiam pada awalnya ini, hehehe…., ternyata menderita narsis akut dan ngocol juga. Tidak cuma itu, beliau juga sosok yang tepat, jika di beri julukan "sang provokator". Walaupun saya berani menyimpulkan hal tersebut, setelah bertemu beberapa kali. Kenapa saya sepakat akan julukan “sang provokator”. Pertama, keahliannya mengajarkan saya tanpa merasa seperti sedang digurui ketika ngobrol, mengenai kekuatan fikiran. “Kalau kamu yakin, yakinilah sepenuhnya sampai alam bawah sadar mu juga merasakan keyakinan mu itu” begitu katanya. Ketika perkataan tadi saya praktekan, wow, luar biasa.. keyakinan saya akan suatu hal benar terjadi. Saya benar-benar telah terprovokasi.

Suatu saat menjelang acara launching buku tersebut, bagian koordinasi media, Rina, sempat pusing karena banyak pihak media yang belum mengkonfirmasikan kedatangannya pada acara launching nanti. Bahkan ada yang membatalkannya. Saya seperti terpanggil untuk membantu Rina. Berhubung saya juga orang media, ya... adalah sedikit saya mengenal teman-teman dari media radio termasuk TV. Jadilah saya menelfon salah satu teman yang kebetulan reporter salah satu TV swasta untuk hadir dalam launching tersebut. Berbekal keyakinan, seperti yang sudah disampaikan Mas Prass, tanpa saya duga teman-teman dari media TV hadir dalam launching buku tersebut. Jadilah, pembenaran saya akan statement Mas Prass mengenai kayakinan tadi.

Kedua, "sang provokator" juga sempat mengatakan dalam bukunya, “Keajaiban itu muncul setelah kita berusaha”, hehehehe… sesaat saya tertawa membaca kata-kata itu, lagi-lagi saya mengatakan dalam hati Ya, Iyalah” logika saya langsung berfikir, mana ada keajaiban kalau kita tidak berusaha? Tapi eits!… tunggu dulu, sejenak saya kembali mencerna pernyataan "sang provokator". Kenapa Dia sampai menyatakan hal itu? Mungkin karena selama ini, kebanyakan dari kita berfikir, yang namanya keajaiban itu adalah sesuatu yang terjadi diluar dugaan, tanpa direncanakan atau bahkan diusahakan.

Nah, inilah yang salah. Tanpa ada usaha mana mungkin kita akan menemukan keajaiban-keajaiban dalam hidup. Ketika kita sudah lelah saat berusaha dan sudah sampai pada titik klimaks dari semua hal yang telah kita usahakan terhadap suatu keinginan kita, barulah kemudian sesuatu yang menyenangkan dan melegakan hati, muncul, dan pada saat itulah kita akan mengatakan “inilah keajaiban”. Tanpa kita sadari bahwa memang kita telah melakukan suatu usaha, jadi wajarlah keajaiban yang menyenangkan hati kita datang menghampiri. Inilah pembenaran kedua saya terhadap perkataan "sang provokator".

Perkenalan saya dengan Mas Prass memang belum lama, tapi betapa "sang provokator" telah memprovokasi pikiran saya, tentunya akan hal-hal yang positif. Sesaat setelah saya mengenal lebih dekat seorang Prasetya M. Brata, betapa saya merasa mendapatkan pencerahan yang luar biasa. Dan siapa sangka, lagi-lagi bukanlah suatu kebetulan, ternyata beliau adalah “kakak almamater” saya waktu kuliah dulu, yang sekarang sukses menjadi pimpinan disalah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia. Nah, setelah saya terprovokasi atas beberapa pemikirannya, apakah anda ikut terprovokasi juga??

No comments: